KOMENTAR

PERNAH membaca novel berjudul ‘Mrs. Dalloway’ (1925)? Sebuah kisah tentang seorang tokoh fiktif bernama Clarissa Dalloway. Novel bersetting pasca Perang Dunia I ini adalah salah satu novel terbaik di masanya, yang ditulis oleh Virginia Wolf, novelis dan kritikus.

Selain Mrs Dalloway, Wolf juga menulis ‘To The Lighthouse’ (1927). Novel ini bercerita mengenai sebuah keluarga Ramsay di Skotlandia dengan latar belakang waktu tahun 1910-1920.

Dua judul novel tersebut dianggap sebagai karya sastra Wolf yang terbaik. Woolf terkenal sebagai salah satu tokoh sastra modern abad ke-20 dan pelopor penggunaan teknik penulisan “stream of consciousness” sebagai narasi dalam novel-novelnya.

Walau terkenal dengan karya-karyanya, ternyata kehidupan Wolf tidak semulus yang dibayangkan. Bahkan ia mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.

Wolf terlahir dari keluarga terpelajar pasangan Julia Prinsep Duckworth Stephen dan Sir Leslie Stephen, di Sussex, Inggris, 25 Januari 1882.  Ia memiliki banyak saudara tiri dari pernikahan ayah ibunya sebelumnya. Woolf dibesarkan di sebuah rumah dengan sebuah perpustakaan besar yang kerap dikunjungi para intelektual, teman-teman ayahnya. Ayah Woolf adalah editor dan penulis yang terkenal di masanya.

Ibunya meninggal saat ia berumur 13 tahun, disusul dengan kematian adiknya dua tahun kemudian. Kesedihan berturut-turut membuat Wolf depresi. Ia mencurahkan semuanya dalam tulisan-tulisannya.

Ketika ayahnya meninggal, kesedihan Wolf kian menjadi dan memperburuk keadaannya. Wolf sempat dimasukkan ke rumah sakit jiwa untuk penyembuhan.

Wolf kemudian tenggelam dalam dunia menulis. Dibesarkan di lingkungan intelektual dan komunitas sastra, Woolf menjadi salah satu tokoh kunci di Grup Bloomsbury, kelompok intelektual dan penulis. Wolf juga sempat belajar di London’s Kings College bersama beberapa figur yang menonjol, salah satunya Leonard Woolf yang kemudian menjadi suaminya pada tahun 1912.

Sayangnya pernikahan itu tak membuatnya bahagia. Mengutip situs notablebiographies, pada 1922 Virginia bertemu dengan Vita Sackville-West yang dikabarkan menjadi hubungan istimewa. Novelnya, Orlando, disebut-sebut sebagai surat cinta Wolf kepada West.

Karya-karya Wolf begitu fenomenal. Ia menggambarkan perspektif karakter dengan kegiatan sehari-harinya. Kalimat pembuka pada novel ‘Mrs Dalloway’ (1925) menjadi salah satu yang paling terkenal di sejarah literature Inggris.

Karya lainnya yaitu ‘A Room of One’s Own’ membawa Wolf sebagai salah satu tokoh feminis terkemuka. Kutipan dalam buku ini; “Seorang perempuan harus memiliki uang dan ruangan tersendiri untuk dia bisa menulis fiksi,” menjadi sangat terkenal.

Di antara popularitasnya, ternyata Wolf tak bisa menghilangkan depresinya. Selama Perang Dunia II berkecamuk di Eropa, Woolf mengalami depresi berat. Pada 28 Maret 1941, ia berjalan ke Sungai Ouse. Ia mengenakan mantelnya, mengisi kantungnya dengan batu dan terjun ke sungai itu.

Pihak berwenang menemukan mayatnya tiga minggu kemudian.

Woolf tetap menjadi salah satu penulis paling berpengaruh abad ke-21 yang dikenang hingga hari ini.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women