ALEKSANDER Pushkin merupakan pujangga kebanggaan Rusia yang berjasa menjunjung tinggi harkat dan martabat bahasa Rusia sehingga duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Jerman.
Di samping itu, ada latar belakang etnis yang menarik hadir pada diri sang mahasastrawan Rusia ini yakni - sama dengan Aleksander Dumas di Prancis - merupakan keturunan warga kulit hitam.
Ibrahim Petrovich Gannibal
Kakek buyut Pushin adalah Ibrahim Petrovich Gannibal yang dilahirkan di Kamerun, Afrika pada tahun 1696.
Ibrahim diculik pada masa kanak-kanak di kampung halamannya lalu dibawa ke Konstantinopel untuk dijual sebagai budak dan diselamatkan oleh keluarga moyang Tolstoy untuk diserahkan kepada Tsar Peter Akbar.
Akibat kecerdasan serta keperkasaannya, Ibrahim sangat disayangi Tsar Peter maka disekolahkan ke akademi militer di Prancis yang kemudian diangkap menjadi jenderal Angkatan Bersenjata Rusia.
Sebenarnya Pushkin ingin berkisah lebih banyak mengenai kakek buyutnya ke dalam sebuah novel biografis-historis berjudul "The Moor of Peter The Great" namun sayang tidak sempat terselesaikan.
Eugen Onigin
Di dalam mahakarya "Eugen Onigin" yang kemudian digarap menjadi opera oleh Pyotr Ilyich Tchaikowski, secara implisit Aleksander Pushkin mengungkap kebanggaan diri atas darah Afrika yang mengalir di dalam tubuhnya.
Pushkin menyebut para budak berasal dari Afrika (termasuk yang sempat dimilikinya sendiri) sebagai "saudaraku dari Afrika".
Di dalam puisi "Silsilahku" Pushkin menegaskan bahwa kakek buyutnya sama sekali bukan budak tetapi sahabat karib Tsar Peter Akbar.
Fakta kronologi sejarah tersebut membuktikan bahwa pada hakikatnya peradaban rasisme Rusia ternyata lebih beradab ketimbang Amerika Serikat.
Sekitar tiga abad sebelum Colin Powell ditetapkan sebagai jenderal Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Ibrahim Petrovich Gannibal sudah diangkat oleh Tsar Peter Akbar menjadi jenderal Angkatan Bersenjata Kekaisaran Rusia.
Penulis adalah pembelajar peradaban dunia.
KOMENTAR ANDA