KOMENTAR

BEBERAPA nama pejuang perempuan dari Aceh, barangkali sangat jarang yang mengenal sosok perempuan  kelahiran Aceh Barat bernama Pocut Baren.

Ia adalah anak dari seorang uleebalang (kepala pemerintahaan), Teuku Cut Anmat, di Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat. Pocut lahir di Tungkop pada 1880 dan dikenal sebagai ulama perempuan dan pejuang yang gigih dalam melawan Belanda.

Pocut Baren bergerilya bersama Cut Nyak Dien. Ia memimpin pasukannya di belahan barat. Dia pejuang yang gigih tak mengenal takut.  Ia juga telah mempersiapkan dirinya jika sewaktu-waktu ia tertembak oleh Belanda, atau jika suaminya, Ampon Rasyid,  yang juga seorang uleebalang di Woyla, tertembak, dia tahu apa yang harus dilakukannya.

Sabtu, 4 November 1905, Cut Nyak Dhien telah ditangkap Belanda. Pocut Baren tetap menyemangati rakyat Aceh. Begitu juga ketika suami Pocut gugur tertembak Belanda, Pocut terus membakar semangat rakyat Aceh untuk memperjuangkan kemerdekaan. Ketika ia terdesak, ia pun bersembunyi di goa, hidup di hutan bertahun-tahun.

Pocut melakukan mobilisasi pasukan nan terserak dan membangun benteng perang di Gunong Macan untuk dijadikan sebagai pusat pertahanannya. Bersama pasukan tersebut, Pocut Baren kembali mengatur strategi guna melakukan penyerangan terhadap kolonial Belanda.

Dalam suatu pertempuran, kaki Pocut tertembak. Dia pun ditawan di Meulaboh. Kakinya harus diamputasi.

Pocut Baren  meninggal  tahun 1933. Ia dimakamkan di kampung halamannya. Namanya abadi dalam ingatan rakyat Aceh. Sebagai bentuk penghargaan pemerintah memberi nama salah satu jalan di Nanggroe Aceh dengan nama Pocut Baren.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women