SUTRADA muda berbakat Livi Zheng sedang mendapat cobaan seiring dengan peningkatan kariernya di dunia sinema.
Baru-baru ini Livi Zheng diulas sebuah artikel yang patut dicurigai sebagai hoax, yang berusaha menjatuhkan namanya.
Livi Zheng menanggapi hoax dengan santai dan tersenyum.
“Biarkan karya saya yang menjawab. Film Bali: Beats of Paradise kan beberapa hari lagi tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai Kamis 22 Agustus,” ujar Livi.
Sang penulis hoax yang usil atas keberhasilan Livi Zheng menggunakan foto korban pembunuhan dan nama samaran untuk tidak diketahui identitasnya.
Livi Zheng menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan ekonomi dari University of Washington-Seattle. Di kampus ini juga maestro kungfu Bruce Lee pernah menuntut ilmu.
Ketika lulus ia diundang menjadi anggota International Economics Honors Society karena prestasinya di bidang akademik.
Livi melanjutkan S2 di jurusan produksi film di , University of Southern California. Sejumlah bintang besar adalah alumni dari kampus ini seperti George Lucas sutradara Star Wars, Brian Grazer produser A Beautiful Mind, dan Robert Zameckis Forrest Gump.
Di samping prestasi di bidang akademik, Livi Zheng pernah menjuarai 26 medali dan piala di bidang bela diri, diantaranya US Open dan Washington State Karate Federation Invitational Tournament and USA National Karate Federation Qualifier.
Melalui keahlian bela diri Livi pernah menjadi stunt woman dan aktris di serial Laksamana Cheng Ho, garapan sutradara Thailand, Nirattisai Kaljareuk, yang pernah bekerja sama dengan Nicolas Cage.
Berbasiskan serial TV ini, lahirlah dua film yakni The Empire’s Throne dan Legend of the East. Ide ini dilahirkan hasil diskusi sutradara Thailand, Nirattisai Kaljareuk, dan Livi Zheng ketika ia mulai kuliah S2 produksi film di Los Angeles.
Livi bukan hanya murid yang baik tetapi juga dosen yang handal. Livi sudah menjadi pembicara dan dosen tamu di lebih dari 30 kampus, diantaranya di Yale University, UCLA, Communication University of China, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Telkom dan Universitas Islam Indonesia.
Yale University adalah almamater tiga Presiden Amerika, yakni George H. W. Bush (Presiden AS periode 1993-2001), Bill Clinton (President AS periode 1993-2001), dan George W. Bush (President AS period 2001-2009). Sementara UCLA adalah almamater bagi, antara lain, Ben Stiller dan Jack Black.
Film pertama yang disutradarai Livi Zheng, Brush with Danger langsung tayang di jaringan bioksop terbesar di dunia di AMC Theatres. Padahal, sebagian besar film layar lebar tidak bisa masuk bioskop Amerika karena persaingan yang sangat ketat.
Film Bali: Beats of Paradise sudah tayang di bioskop-bioskop Amerika dan Korea. Film ini juga diundang tayang di Walt Disney Studios. Bukan hanya itu, melalui film Bali: Beats of Paradise, Livi ditawari kontrak oleh Walt Disney. Sejak Januari lalu Livi menjadi Konsultan untuk Asia Tenggara Walt Disney Animation Studios, Amerika Serikat.
Film Bali: Beats of Paradise yang akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia 22 Agustus ini, hak tayangnya juga sudah dibeli oleh Singapore Airlines.
Melalui film Bali: Beats of Paradise, Livi Zheng juga mendapatkan penghargaan di Amerika bersama sutradara Crazy Rich Asians Jon M. Chu dan aktor Star Trek John Cho di Unforgettable Gala. Unforgettable Gala adalah acara penghargaan tertua yang paling bergengsi di Amerika yang diberikan untuk tokoh-tokoh Asia. Livi mendapatkan Culture Ambassador Award.
Menanggapi simpang siur informasi mengenai piala Oscar, film Bali: Beats of Paradise masuk seleksi nominasi piala Oscar untuk kategori Best Picture. Siapapun punya kesempatan untuk bersaing di kategori Best Picture piala Oscar, jika filmnya memenuhi kriteria Oscar dengan tanpa dipungut biaya apapun.
Tapi kriteria itu tidak mudah karena filmnya diharuskan tayang di bioskop-bioskop komersial di Amerika. Sangat sedikit jumlah film dari Asia Tenggara yang bisa masuk bioskop komersial di Amerika. Sementara itu film- film Livi tayang di jaringan bioskop terbesar di dunia yaitu AMC Theatres.
Fokus Livi memproduksi dan mendistribusikan film-filmnya di bioskop-bioskop dan jalur distribusi internasional agar karyanya yang banyak mengangkat kebudayaan dan kesenian Indonesia dapat dinikmati penonton di seluruh dunia.
Di samping layar lebar Livi dan timnya sering membuat film iklan dan membantu pemerintah mempromosikan Indonesia.
“Saya tinggal di luar negeri pertama ketika saya berumur 15 tahun. Waktu itu saya pindah ke Beijing. Pertama kalinya saya merasa bahwa rawon dan nasi pecel itu adalah sebuah hal yang langka. That’s when I appreciate Indonesia even more,” ujar Livi dalam keterangan yang diterima redaksi.
“Pada waktu saya berusia 18 tahun saya pindah ke Amerika. Ternyata masih banyak orang Amerika yang belum tahu Indonesia. Saya sangat sedih kenapa tidak semua orang mengenal tanah air saya. Sejak itu saya bercita-cita untuk membuat layar lebar yang lokasi syutingnya di Indonesia dan terus mempromosikan Indonesia, baik melalui film ataupun keseharian saya,” kata dia lagi.
Untuk mewujudkan mimpinya, Livi memboyong satu kontainer furniture dari Indonesia untuk studionya di Amerika.
“Silahkan mampir jika main ke Los Angeles. Saya juga sering menyeduhkan kopi Indonesia untuk tamu-tamu saya. Di samping itu, juga sering memakai kebaya dan batik ketika menghadiri acara di Amerika,“ ujar Livi.
Livi sering membantu Konsulat Jenderal Republik Indonesia-Los Angeles (KJRI LA). Mulai dari menyutradarai iklan untuk pembutan visa sampai meliput penghitungan suara ketika Pilpres 2019.
Baru-baru ini Livi diminta menyutradarai video pariwisata DKI Jakarta yang berjudul Vibrant Jakarta yang sudah dirilis Juni kemarin memperingati ulang tahun Jakarta. Livi juga pernah membantu Pemkab Blitar untuk membuat video pariwisata Amazing Blitar.
Di waktu luangnya Livi dan tim sering menjelajahi Indonesia untuk mendapatkan inspirasi untuk film selanjutnya.
KOMENTAR ANDA