MINUMAN ini begitu familiar di Indonesia dan menjadi minuman keseharian saat bersantai. Indonesia termasuk negara penghasil teh terbesar, sementara urutan pertama adalah Cina.
Ternyata. bangsa Cina telah minum teh selama 5.000 tahun. Sebuah legenda menyebutkan kisah paling terkenal tentang Kaisar Shen Nung (diucapkan ‘Shay-Nung') yang menemukan asal mula minuman teh pada sekitar 2737 sebelum Masehi.
Ketika itu Kaisar Shen Nung, yang dikenal sebagai ahli pengobatan, sedang memasak air di halaman belakang. Di halaman itu terdapat beberapa pohon. Beberapa daun dari pohon itu tertiup angin dan jatuh tepat di dalam panci yang berisi air mendidih. Saat itu munculah aroma sedap dari air rebusan itu.
Aroma itu membuat kaisar tertegun dan mencari tahu asalnya. Dia terkejut saat mendapati daun yang ada di dalam air mendidih itu adalah daun teh. Aroma yang nikmat itu membuat Kaisar tergoda untuk mencicipinya. Kaisar bertambah tertegun. Selain aroma yang menggoda, rasa air itu menjadi nikmat sekali. Kaisar pun mulai meneliti lebih dalam lagi. Kaisar mendapati minuman teh bisa menyehatkan dan menyegarkan.
Metode pembuatan teh dengan panci terbuka yang diperkenalkan oleh Kaisar Shen Nung itu diikuti sampai saat ini. Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), bangsa Cina mulai membuat teh dengan air mendidih. Dengan sedikit adaptasi, tempat penuang anggur tradisional dari China yang menggunakan penutup menjadi teko teh yang sempurna.
Teh China pada awalnya memang digunakan untuk bahan obat-obatan (abad ke-8 SM). Orang-orang Tiongkok pada waktu itu mengunyah teh (770 SM–476 SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh juga sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sup.
Lain lagi kisah dari India. Legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma. Sang biarawan sangat kecapekan setelah mengakhiri pertapaannya selama 7 tahun. Dalam keputus-asaan dia mengunyah beberapa daun yang tumbuh di dekatnya. Tubuhnya menjadi segar kembali. Namun, pengalaman dari Bodhidharma yang mengunyah teh tidak pernah disebarkan kepada masyarakat umum pada saat itu.
Mitologi lain dari Jepang mengenai biarawan yang bertapa, Bodhidharma, menjelaskan bagaimana ia membuang kelopak matanya yang berat ke tanah karena merasa frustasi tidak mampu untuk tetap terjaga. Pohon teh tumbuh dimana ia membuang kelopak matanya. Dedaunan dari pohon yang baru tumbuh ini secara ajaib menyembuhkan kepenatannya. Karena teh bukan asli dari Jepang, maka kisah itu tidak begitu populer.
Ada lagi kisah lain, di awal abad kesembilan, seorang biarawan dari Jepang bernama Dengyo Daishi pulang dari pengembaraan. Ia membawa biji tanaman teh dari Cina. Kemudian biji tanaman itu akhirnya dikenal disebagai tumbuhan untuk minuman yang sangat nikmat.
KOMENTAR ANDA