Ilustrasi ginjal/Net
Ilustrasi ginjal/Net
KOMENTAR

DONOR ginjal merupakan salah satu hal yang paling dicari oleh pasien di sejumlah negara. Di Amerika Serikat saja, saat ini tercatat ada 93 ribu orang yang berada dalam daftar tunggu untuk mendapatkan donor ginjal.

Namun fakta yang ditemukan dalam penelitian terbaru dan dirilis dalam jurnal JAMA Internal Medicine (Senin, 26/8) cukup mencengangkan. Pasalnya, ditemukan bahwa setidaknya ada 3.500 ginjal yang telah didonorkan di Amerika Serikat, justru dibuang setiap tahun.

Dalam studi ini, para peneliti mulanya melihat jumlah donor yang meninggal dengan organ yang ditawarkan ke pusat transplantasi ginjal antara tahun 2004 dan 2014.

Selama periode tersebut, tercatat ada 156.089 ginjal disumbangkan, 128.102 gijal ditransplantasikan dan 27.987 ginjal dibuang.

Dengan kata lain, lebih dari 17 persen ginjal yang didonorkan di Amerika Serikat justru dibuang.

Penelitian kemudian dilakukan dengan melihat data pasca 2014. Hasilnya ditemukan bahwa jumlah ginjal yang dibuang telah meningkat. Pada 2016, tercatat ada 3.631 ginjal donor, dibuang. Jumlah itu setara dengan 20 persen ginjal yang didonorkan.

Angka itu tergolong tinggi. Pasalnya, sebagai perbandingan, di Perancis, hanya sekitar 9 persen dari ginjal yang didonorkan, dibuang selama masa studi.

Hal itu dikarenakan di Perancis, dokter lebih bersedia menggunakan ginjal yang lebih tua dari orang yang menderita penyakit lain seperti diabetes atau hipertensi, di bandingkan dokter di Amerika Serikat.

Penelitian yang sama juga menemukan bahwa pendekatan pengobatan baru untuk mengelola komplikasi organ yang disumbangkan membuat transplantasi bisa dilakukan dengan organ yang kualitasnya lebih rendah. Namun kebijakan di Amerika Serikat belum mengikutinya.

Menurut para peneliti, salah satu pendorong utama tren tersebut adalah bahwa ada pengawasan ketat terhadap program-program transplantasi di Amerika Serikat. Dengan kata lain, jika organ tidak dalam kondisi terbaik, pusat transplantasi mungkin enggan mengambil risiko.

Sebenarnya, Amerika Serikat memiliki pedoman, tetapi tidak ada metode yang diterapkan secara universal untuk menentukan ginjal mana yang akan ditransplantasikan dan ginjal mana yang akan dibuang.

Dalam jurnal tersebut, seperti dimuat CNN, para peneliti juga menjelaskan bahwa ada beberapa alasan lain mengapa ginjal dibuang. Selain karena kondisinya buruk, kemungkinan juga ada biopsi abnormal pada organ, atau beberapa masalah fisik lainnya.

Bukan hanya itu, ada juga alasan finansial dan peraturan yang membuat ginjal donor harus dibuang. Ginjal yang lebih tua atau yang memiliki komorbiditas membutuhkan biaya lebih banyak untuk transplantasi. Pasalnya, pasien harus lebih lama diraway di rumah sakit serta membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.

Untuk mengatasi masalah ini, United Network for Organ Sharing (UNOS), yakni sebuah badan yang mengatur sistem transplantasi di Amerika Serikat, membuat indeks profil donor ginjal yang telah digunakan sejak 2012.

Skor tersebut memprediksi kelangsungan hidup ginjal donor yang telah meninggal. Pada tahun 2014, UNOS mengubah sistem alokasi ginjal sehingga ginjal dengan kualitas lebih rendah dapat ditawarkan ke wilayah yang lebih luas, tetapi tidak satu pun dari inisiatif ini yang mengubah tingkat organ yang dibuang.




Tetap Bugar dan Kuat di Usia 40+: Ini Olahraga Simpel Penjaga Massa Otot

Sebelumnya

Sarcopenia, Penyakit yang Tak Hanya Menyerang Lansia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health