Pengugsi anak/Net
Pengugsi anak/Net
KOMENTAR

PENGUNGSI merupakan masalah global yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Terlebih, anak-anak menjadi korban tidak berdosa yang paling terkena dampak dari masalah tersebut.

Data terbaru yang dirilis badan pengungsi PBB (UNHCR) pada Jumat (30/8) menunjukkan, lebih dari separuh dari 7,1 juta anak-anak pengungsi usia sekolah di dunia tidak mendapatkan pendidikan yang memadai.

Tepatnya ada 3,7 juta anak pengungsi yang berusia antara lima hingga 18 tahun yang saat ini tidak bersekolah. Penyebabnya adalah kurangnya sekolah serta guru di negara tuan rumah.

Utusan khusus PBB untuk pendidikan global, Gordon Brown mengatakan, lembaga-lembaga bantuan perlu segera mengatasi krisis penyediaan pendidikan bagi para pengungsi.

Sementara itu, Komisaris tinggi PBB untuk pengungsi, Filippo Grandi mengatakan bahwa investasi yang lebih besar dalam program pendidikan di negara tuan rumah diperlukan bagi pengungsi untuk dapat menetap sebagai orang dewasa di komunitas tuan rumah mereka saat ini atau di tempat lain.

"Kita perlu berinvestasi dalam pendidikan pengungsi atau membayar harga satu generasi anak-anak yang dikutuk untuk tumbuh tidak dapat hidup mandiri, mencari pekerjaan dan menjadi kontributor penuh bagi komunitas mereka," kata Grandi, seperti dimuat The Guardian.

Secara global, menurut data yang sama, hanya 63 persen anak-anak pengungsi terdaftar di sekolah dasar.

PBB sendiri memiliki misi agar semua anak-anak pengungsi dapat mencapai tingkat pendidikan yang sama dengan teman-teman non-pengungsi mereka di sekolah pra-sekolah dasar, menengah dan menengah atas selama  dekade berikutnya.




Perkuat Komitmen Perlindungan Anak Demi Generasi Cerdas Indonesia 2045, Ini Tantangan Terbesarnya

Sebelumnya

Pendidikan Antikorupsi ala Kementerian Agama: Sentuh Nurani Lewat Nilai Sufistik dan Kearifan Lokal

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News