Pengunjung di stand Farah Magazine dan Muslim Choice.
Pengunjung di stand Farah Magazine dan Muslim Choice.
KOMENTAR

MUSLIM Life Fest yang diselanggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, dari tanggal 30 Agustus hingga 1 September telah berakhir. Pameran yang diikuti oleh lebih dari 300 peserta itu ditutup Minggu malam (1/9) pukul 21.00 WIB.

Kehadiran Farah Magazine di arena pameran disambut hangat pengunjung, terutama kaum wanita.

Sejak dibuka pada hari Jumat (30/8), stand Farah Magazine, yang berada satu lokasi dengan Majalah Muslim Choice dan Majalah RMOL, tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin menemukan media bertagline “Inspiring and Educating” yang diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan kaum wanita dan keluarga muslim.

Pengunjung yang memadati stand Farah Magazine dengan antusias mengisi buku tamu, dan bertanya-jawab dengan wartawan Farah Magazineyang menjaga stand.

Tidak sedikit dari mereka yang langsung memfollow akun Facebook dan akun Instagram @Farahmagazine. Sepanjang pameran berlangsung, Farah Magazine membagikan 1.500-an majalah secara gratis kepada para pengunjung Muslim Life Fest.

Ibu Yenni (45) dari Karawaci mengatakan dirinya merasa senang bisa bertemu langsung dengan pengelola Farah Magazine.

Dia mengatakan sering membaca Farah Magazine yang ditemukannya di toko buku Gramedia.

“Karena majalahnya banyak mengangkat  informasi untuk kaum perempuan muslim. Banyak informasi yang menginspirasi saya sebagai ibu rumahtangga,” kata Ibu Yenni yang datang ke pameran bersama anggota keluarga .

Selain Farah Magazine, Yenni juga mengatakan dirinya juga sering membuka website Farah.id. Dia berharap, Farah.id di masa depan bisa dilengkapi dengan informasi wisata halal dan kuliner.

"Mungkin bisa ditambah membahas makanan atau resep halal gitu. Juga mungkin wisata-wisata halal. Saya juga tertarik hal itu," tambahnya.

Yenni pun berharap Farah Magazine dapat selalu hadir dalam pameran-pameran seperti Muslim Life Fest. Dia yakin, pertemuan langsung antara pembaca dan pengelola Farah Magazine akan lebih menginspirasi.

“Pameran seperti ini bagus khususnya untuk kaum wanita muslim. Kita lebih bisa mengetahui ilmu, mode, yang kita tidak dapatkan dari pengajian. Pamerannya lengkap, ada juga pendidikan, fashion, dan banyak lagi,” ujarnya.

Pengunjung lain, Bahrul (40), seorang karyawan perusahaan swasta, senang bisa mendapatkan Farah Magazine secara cuma-cuma.

“Luar biasa dibagikan secara gratis. Majalah dengan konten islami kaya gini jarang. Farah Magazine tergolong baru buat saya, karena saya baru lihat. Nanti saya akan kasih ke istri untuk bacaan di rumah,” kata dia.

“Saya perhatikan, kontennya bermacam-macam, mulai dari pendidikan, fashion, tausiyah, dan lainnya. Menurut saya ini sangat bagus dan semoga bisa berkelanjutan," masih kata Bahrul.

Bahrul juga berharap Muslim Life Fest bisa digelar secara rutin setiap tahun.

"Acara ini bagus. Terutama bagi orang seperti saya yang dari daerah,” kata Bahrul yang berasal dari Cilegon.

Hingga pameran ditutup, semua Farah Magazine yang disiapkan habis diambil pengunjung yang tertarik, mulai dari remaja, ibu rumahtangga, dan kalangan profesional. Pengunjung juga dengan antusias berfoto di depan logo Farah Magazine.

Muslim Life Fest merupakan pameran industri syariah dan halal terbesar dan baru pertama kali  diselenggarakan di Indonesia. Pameran ini menggunakan konsep Bussiness to Bussiness (B to B) dan Bussiness to Customer (B to C) yang terintegrasi.

Pameran menyuguhkan gaya hidup halal atau halal lifestyle yang komprehensif dan divisualisasi dalam 8 sektor utama, yakni, 50 sekolah berbasis islam, modest fashion, halal food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media dan startup berbasis syariah.

Muslim Life Fest adalah kolaborasi LIMA Event, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Indonesia (PULDAPII) dan Yayasan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran (YAPIAT) Puldapia.




Perkuat Komitmen Perlindungan Anak Demi Generasi Cerdas Indonesia 2045, Ini Tantangan Terbesarnya

Sebelumnya

Pendidikan Antikorupsi ala Kementerian Agama: Sentuh Nurani Lewat Nilai Sufistik dan Kearifan Lokal

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News