FRIENDS of Creative Economy (FCE), sebuah platform diskusi para pemangku kepentingan internasional di bidang ekonomi kreatif, mengadakan pertemuan di Bali (2-3 September) dan menghasilkan dua kesepakatan.
Dua kesepakatan itu adalah dibentuknya Global Center of Excellence in International Cooperation and Creative Economy (G-CINC) dan pernyataan dukungan terhadap rancangan resolusi Indonesia terkait ekonomi kreatif.
Pertemuan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Ricky J. Pesik dan Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir dan dihadiri oleh 200 peserta yang berasal dari 37 negara.
“FCE merupakan bukti komitmen kuat Kementerian Luar Negeri untuk memajukan isu-isu ekonomi. Lebih jauh dari itu, kesepakatan pembentukan G-CINC sejalan dengan semangat Bapak Presiden untuk membangun SDM Indonesia yang unggul,” ujar Agustaviano Sofjan, Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup dan juga selaku Pelaksana Tugas Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Luar Negeri.
Pembentukan G-CINC, sebagai salah satu bentuk kesepakatan hasil pertemuan FCE, merupakan sebuah Badan yang rencananya akan berfungsi sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif untuk skala nasional dan internasional.
G-CINC akan menawarkan berbagai macam program bagi seluruh penggiat ekonomi kreatif baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Adapun program yang ditawarkan, antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan riset. G-CINC diharapkan dapat mengembangkan 16 sub-sektor ekonomi kreatif Indonesia.
Selain pembentukan G-CINC, seluruh peserta FCE juga sepakat untuk mendukung inisiatif Indonesia di PBB terkait dengan Resolusi International Year of Creative Economy for Sustainable Development, 2021 yang saat ini sedang dinegosiasikan di Markas Besar PBB di New York.
Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor ekonomi yang mendapat perhatian lebih dari Pemerintahan Joko Widodo. Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh BEKRAF, sektor ekonomi kreatif telah menyerap 17 juta pekerja di Indonesia dan menyumbang sebesar Rp 1.102 triliun terhadap PDB Indonesia. Indonesia sendiri telah melahirkan empat Unicorn, yaitu Traveloka, Gojek, Tokopedia dan BukaLapak.
Dalam rangka memperluas pasar ekspor dengan memberikan nilai tambah terutama sektor non-migas, sektor ekonomi kreatif memberikan peluang yang baik bagi Indonesia. Enam belas sub-sektor ekonomi kreatif yang terdiri, antara lain, dari musik, fashion, pariwisata, olah raga, maupun publikasi berpotensi menjadi sumber pemasukan negara baru yang dapat diandalkan.
Diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri diharapkan dapat memberikan dampak riil kepada masyarakat. Di tengah revolusi industri 4.0, Pemerintah Indonesia tengah berpacu untuk membangun infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mendukung daya saing pelaku usaha Indonesia.
(Sumber: Kemlu)
KOMENTAR ANDA