PERTAMA kali saya bertemu Pak Habibie di Ciganjur pada upacara penghormatan terakhir terhadap almarhum Gus Dur. Pada saat itu pak Habibie duduk seorang diri di ruang tamu bersama para tamu lainnya tanpa ajudan, tanpa paspampres bahkan tidak ada yang berani menyapa sang tokoh ilmuwan dirgantara kelas langitan yang menjadi presiden ketiga Republik Indonesia .
Terharu atas kerendahan hati sang mantan kepala negara Indonesia, saya memberanikan diri menghampiri lalu menggandeng tangan beliau demi bersama menembus para tamu yang berjejal-jejal untuk masuk ke ruang keluarga di mana jenazah Gus Dur disemayamkan. Sejak itu saya beruntung diterima sebagai sahabat oleh pak Habibie.
Enerjik
Dalam beberapa kali berjumpa Presiden ketiga Republik Indonesia, Prof Dr Bacharudin Jusuf Habibie, niscaya saya senantiasa takjub atas keramahan, kecerdasan, keluasan wawasan ilmu pengetahuan serta enerji berbicara sampai berjam-jam tanpa henti. Pernah akibat kami berdua sudah lebih dari empat jam ngobrol ngalur-ngidul, maka ibu Ainun sempat datang menyela demi menghentikan keasyikan perbincangan kita berdua akibat kuatir terlalu melelahkan suami tercinta beliau.
Ibu Ainun
Pak Habibie sangat mencintai Ibu Ainun. Bagi pak Habibie, istri tercintanya adalah segala-galanya dalam kehidupan dirinya. Maka malam hari setelah ibu Ainun wafat, pada saat upacara penghormatan terakhir di kediaman keluarga Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Pak Habibie sempat berbisik ke saya yang kebetulan duduk di samping beliau bahwa beliau merasa sangat kehilangan ibu Ainun. Beliau menyatakan bahwa dirinya merasa hidup ini telah hampa. Pak Habibie selalu berdoa memohon agar Allah Yang Maha Kasih berkenan mengizinkan dirinya segera menyusul isteri tercintanya ke alam baka.
Doa
Akhirnya doa permohonan putra terbaik bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia ini terkabul. Pada hari Rabu 11 September 2019 , Prof Dr Bacharudin Jusuf Habibie menghembuskan nafas terakhir di dunia fana ini demi menyusul istri tercintanya di alam baka. Dari lubuk sanubari terdalam dengan penuh kerendahan hati saya memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kasih berkenan menerima arwah pak Habibie bersama ibu Ainun di Surga di sisi Yang Maha Kasih, amin.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
KOMENTAR ANDA