ADA hal unik saat mengenang Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie, yaitu tidak menyukai tinta hitam. Baik itu dalam menulis, maupun mengoreksi tulisan, Presiden ke-3 RI itu selalu menggunakan pena berwarna biru dan merah.
Dalam wawancara di sebuah stasiun tivi, pengawal pribadi mengisahkan kenangan itu. Pengawal pribadinya selalu membawa pulpen tinta merah dan biru pada saat bertugas.
”Kalau Bapak itu nulis, koreksi selalu pulpen merah, jadi saya ngantongin warna merah dengan warna biru, Beliau gak suka hitam, tapi biru,” ujar Albiner Sitompul, Kamis (12/9).
BJ Habibie juga seseorang yang dapat menjelaskan sesuatu dengan baik, detail, dan enak diterima. Itu ia lakukan kepada siapa saja, bahkan terhadap bawahannya. Tidak memandang rendah seseorang, sebaliknya sangat menghargai setiap kelebihan dan kekurangan orang lain.
Kalangan terdekat banyak yang mengatakan jika ia berpikir dan berbicara, sulit berhentinya. Di masa-masa awal sebagai Menristek, Habibie sering menyita waktu para menteri lain yang akan menghadap Presiden (waktu itu) Soeharto.
Akibatnya, banyak menteri yang harus menunggu giliran berjam-jam untuk bertemu Presiden. Sehingga kemudian profesor konstruksi pesawat terbang ini mendapat kesempatan pada jadwal paling akhir sehingga tidak mengganggu para menteri atau pejabat lainnya.
KOMENTAR ANDA