GENDER adalah hal yang berbeda dengan jenis kelamin. Sifatnya lebih kepada aspek nonfisiologis seks serta pemahamaan terhadap femininitas dan maskulinitas. Feminin dilekatkan dengan perempuan, dan maskulin pada laki-laki.
Gender sendiri meliputi sifat, perilaku, peran, tanggung jawab, dan tugas antara laki-laki dan perempuan. Gender ditentukan oleh anggapan masyarakat, norma yang berlaku, juga pola asuh. Pengenalan gender akan berpengaruh pada konsep diri seorang anak, untuk menentukan jati dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.
Pengenalan perbedaan peran gender harus dilakukan secara tepat, sebab ini akan tersimpan dalam memori jangka panjang anak.
Peran keluarga sesungguhnya amat penting dalam mengenalkan gender kepada anak. Hal ini perlu sejak dini dilakukan agar anak tidak terlanjur merasa nyaman pada kondisi yang salah.
Lalu kapan tepatnya kita mengenalkan gender kepada anak?
Pada saat dokter memberi tahu bahwa di dalam kandungan adalah anak laki-laki, kita mulai berburu pakaian dan perlengkapan bayi laki-laki. Merancang kamar dan pernak-perniknya sesuai dengan jenis gender calon bayi kita.
Perbedaan gender ini pula yang kemudian membuat kita akan memilihkan mainan yang bersifat maskulin seperti mobil-mobilan, pistol-pistolan bagi anak laki-laki, dan memilihkan boneka serta jepit rambut bagi anak perempuan. Secara tak sadar, inilah langkah yang dilakukan orangtua untuk menanamkan pemahaman gender pada anak.
Mengenalkan gender pada anak sejak dini justru lebih oenting, sebab pada masa golden age kecerdasan anak lebih meningkat 50%
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah tahapan mengenal perbedaan gender:
1. Menginjak usia 7 bulan, sebenarnya anak sudah bisa membedakan antara suara ibu dan ayahnya. Ini adalah media pertamanya mengenal perbedaan gender.
2. Menginjak 12 bulan, si anak bisa membedakan wajah ibu dan ayahnya. Hal-hal di sekitarnya pun terekam dalam ingatan jangka panjangnya.
3. Saat usianya 2 tahun ia sudah bisa membedakan mainan seperi boneka untuk anak perempuan dan mobil-mobilan untuk anak laki-laki. Selain itu, peran orangtua sangat penting untuk mengajarinya perbedaan gender dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menginjak usia 3 tahun, anak sudah mulai penasaran secara fisik. Terkadang saat mandi ia akan menyentuh alat kelaminnya. Sebaiknya orangtua tidak memarahinya karena ini adalah hal yang wajar. Berikan penjelasan pada anak bahwa alat kelamin yang dipegangnya bernama penis atau vagina serta hindari menggunakan kata kiasan. Selain itu, orangtua bisa jelaskan bahwa ia harus menutup alat kelaminnya dan ajarkan rasa malu pada anak saat alat kelaminnya terlihat oleh orang lain.
5, Pada usia 4 tahun, ia akan bermain dengan mainan yang sesuai dengan gendernya. Itu karena ia sudah memahaminya.
KOMENTAR ANDA