KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera, sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Masyarakat yang ada di sana berpotensi besar memiliki sejumlah masalah kesehatan.
Ketua Pokja Paru Kerja dan Lingkungan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Feni Fitriani Sp.P(K) menjelaskan, asap karhutla mengandung berbagai gas berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO), karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon Permukaan (O3).
Jika seseorang terpapar asap karhutla dalam jangka waktu yang lama, khususnya bila kandungan CO yang tinggi, dapat membuat darah kekurangan oksigen dan menyebabkan tubuh lemas hingga pingsan.
Untuk itu ia memberikan sejumlah tips menjaga kesehatan di wilayah yang terkena kabut asap akibat kebakaran karhutla.
- Minum air putih dan konsumsi makanan antioksidan, seperti sayuran dan buah berwarna oranye, contohnya jeruk serta wortel.
- Batasi keluar rumah untuk menghindari paparan asap.
- Gunakan masker. “Masker yang ideal N95, tapi setiap masker ada kekurangan kelebihan. Masker N95 perlindungannya bagus kalau dipakai dengan benar, harus nggak boleh bocor. Selain itu masker bedah yang hijau itu masih tetap ada efek perlindungan dibanding tidak pakai sama sekali,” jelas Feni.
- Jaga kualitas udara dalam rumah. Caranya dengan tidak membakar obat nyamuk ataupun merokok. Selain itu ia juga menyarankan agar warga menjaga sirkulasi udara dalam rumah agar udara luar tidak banyak masuk ke dalam.
- Penjernih udara. Alat penjernih udara dapat digunakan untuk membantu membersihkan asap karhutla yang masuk ke dalam rumah. Beberapa tipe pendingin ruangan atau AC juga mampu menyaring partikel udara 2,5 (PM2,5).
- Segera periksa kesehatan. Masyarakat juga harus memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri agar efek buruk asap karhutla menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Apabila merasa tubuh kurang nyaman, segeralah periksakan di fasilitas kesehatan dan jangan tunggu hingga bertambah buruk. “Waspada kalau keluhan pernapasan yang dirasakan menetap. Ada yang cuma sebentar setengah jam satu jam hilang sendiri, pertahanan tubuh masih bagus. Kalau ngga nyaman dan cenderung bertahan sebaiknya segera ke fasilitas kesehatan,” terang Fenni.
Masyarakat yang sudah punya penyakit paru, penderita asma, orang-orang yang sesak napas karena dulunya perokok, orang lanjut usia, orang berpenyakit jantung adalah kelompok rentan yang akan lebih mudah terpengaruh dengan kondisi udara yang buruk.
KOMENTAR ANDA