Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

POLUSI udara ternyata bukan hanya berdampak buruk bagi sistem pernapasan manusia, tapi juga bagi kehidupan seksual.

Hal itu dikemukakan oleh sejumlah peneliti di Universitas Guangzhou, China dalam penelitian yang dirilis bulan lalu di Journal of Sexual Medicine. Penelitian mereka menyoroti soal efek knalpot kendaraan bermotor (VE) terhadap kinerja ereksi.

Para peneliti memilih untuk menggunakan VE karena biasanya merupakan sumber utama polusi udara.

Studi ini dilakukan pada tikus sehat berumur 12 minggu yang dipecah menjadi empat kelompok yang terdiri dari 10 tikus. Mereka terpapar pada level VE yang berbeda selama periode tiga bulan untuk mengukur hubungan antara polusi udara dan impotensi.

Satu kelompok tidak terkena VE sama sekali sedangkan tiga kelompok lainnya harus menghadapi VE selama dua jam, empat jam, dan enam jam sehari selama lima hari dalam seminggu.

Penelitian itu dilakukan selama tiga bulan. Setelah itu, para peneliti menguji fungsi ereksi menggunakan stimulasi listrik dan fungsi paru-paru dengan Sistem Manuver Paksa Paksa.

Hasil penelitian menunjukkan, polusi udara secara negatif mempengaruhi fungsi ereksi.

Hasilnya, ditemukan bahwa semakin lama tikus terkena VE, maka semakin banyak masalah yang timbul.

Mereka menemukan bahwa tikus yang terpapar VE selama empat atau enam jam sehari memiliki pengurangan fungsi ereksi yang signifikan dalam hal tekanan intracavernous (ICP).

Untuk tikus dalam kelompok empat jam, ICP mereka berkurang sebanyak 38,6 persen. Sementara tikus dalam kelompok enam jam menunjukkan penurunan 45,6 persen dibandingkan dengan tikus dalam kelompok yang tidak terpapar VE.

Tim peneliti menilai bahwa penurunan kinerja seksual ini kemungkinan disebabkan oleh peradangan sistemik, disfungsi paru, dan berkurangnya kadar oksida nitrat sintase dalam jaringan ereksi yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Selain itu, kapasitas paru-paru berkurang, alveoli hancur dan ada perubahan abnormal pada jaringan penis juga sebagai akibat dari paparan polusi.

Meski begitu, tim peneliti menegaskan bahwa perlu ada lebih banyak penelitian mendalam yang dilakukan mengenai masalah ini. Terutama karena penelitian ini dilakukan pada tikus.

"Keterbatasan utama dari studi pendahuluan kami adalah model paparan VE kami, meskipun knalpot lalu lintas adalah sumber utama pencemaran udara perkotaan, (kami) tidak dapat sepenuhnya meniru kondisi alami pencemaran udara ambien," begitu keterangan tim peneliti, seperti dimuat World of Buzz (Kamis, 19/9).




Bye Lelah! Lawan Lemas dengan Makanan Kaya Zat Besi Ini

Sebelumnya

4 Cara Sehat Menggemukkan Badan Setelah Sakit

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health