KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) dan PT Pertamina (Persero) telah menandatangani kesepakatan kerja sama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan pesisir seluruh Indonesia.
Penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut Memorandum of Understanding antara KKP dan PT Pertamina tentang Sinergi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Ditjen PRL, Agus Dermawan, dan General Manager MOR VIII, Gema Iriandus Pahalawan, disaksikan oleh Direktur Jenderal PRL, Brahmantya Satyamurti Poerwadi dan Senior Vice President Retail Marketing & Sales PT Pertamina (Persero), Jumali, Rabu (25/9) di Marine Heritage Gallery, Kantor KKP, Jakarta Pusat.
Menurut Brahmantya, kerja sama ini dilakukan untuk sinergitas program KKP dengan Pertamina demi menunjang kegiatan masyarakat pesisir yang meliputi nelayan, pembudidaya ikan, kelompok pengolah pemasar (Poklahsar), kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), dan kelompok masyarakat penggerak. Setelah kedaulatan atas laut Indonesia berhasil diraih, pemerintah menginginkan masyarakat Indonesia yang hidup di pesisir, di 17.504 pulau dapat berdaulat bermatapencaharian di sektor kelautan dan perikanan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan dukungan energi yang juga berdaulat, salah satunya dengan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di berbagai Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).
Brahmantya menjelaskan, alasan dimulainya kerja sama di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat adalah karena di wilayah tersebut terdapat setidaknya 5 SKPT yaitu Morotai, Saumlaki, Biak, Timika, dan Merauke.
“Tujuan SKPT ini untuk mempercepat geliat perekonomian yang bisa didapatkan dari perikanan dan kelautan di titik-titik terdepan perbatasan kita dengan negara lain. Laut Maluku dan Papua ini memiliki potensi dengan nilai jual yang tinggi sehingga dibutuhkan dukungan BBM,” tutur Brahmantya.
Sementara itu, Senior Vice President Retail Marketing & Sales PT Pertamina, Jumali mengatakan, pihaknya akan mendukung penyediaan kebutuhan energi kegiatan kelautan dan perikanan.
“Kebutuhan masyarakat pesisir, teman-teman nelayan harus kita penuhi karena kalau tidak dipenuhi pasti mereka akan mencari minyak dari para pedagang liar yang harganya cukup tinggi. Kita ingin mereka mendapatkan harga lebih murah, lebih baik, sehingga produksinya lebih baik,” tuturnya.
Ia pun berharap, kerja sama MOR VIII ini juga bisa diikuti MOR-MOR lainnya di Pertamina untuk melayani kebutuhan energi di semua wilayah penangkapan ikan.
KOMENTAR ANDA