MANTAP melangkah menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil 1 Sumatera Barat, Lisda Rawdha meninggalkan kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), tempatnya selama ini mengabdi sebagai istri bupati. Tekadnya satu, mewujudkan pembangunan yang lebih tepat sasaran demi rakyat kecil yang kian sejahtera.
“Bunda” demikian ia biasa disapa oleh jajaran pemerintahan dan masyarakat Pesisir Selatan. Pengabdiannya menemani suami tercinta, Hendrajoni, mengurus rakyat Pesisir Selatan membuatnya memahami kondisi sosial ekonomi rakyat, terutama rakyat kecil.
“Bila kita bicara stunting, kita tidak bisa mencegahnya dengan memberi bantuan roti, telur, gula, dan susu selama beberapa bulan. Ibarat gunung es, inti permasalahannya harus kita teliti sampai ke dasarnya. Ini tentang kemiskinan. Tentang bagaimana satu keluarga hidup layak, termasuk melihat rumah yang mereka huni,” ujar Lisda mencontohkan.
Tak heran bila kemudian Pesisir Selatan menggalakkan program bedah rumah demi menciptakan rumah yang nyaman dan sehat, dengan salah satu faktor penting yaitu harus memiliki jamban. Berdasarkan data digital kabupaten, progressnya sudah mencapai 80% dari total sasaran masyarakat.
Target ke depannya, Lisda ingin mewujudkan cita-cita memiliki rumah singgah, yang berfungsi sebagai tempat menginap untuk para keluarga pasien rawat di rumah sakit. “Ini juga berangkat dari keluhan rakyat. Untuk berobat, alhamdulillah mereka sudah punya BPJS. Tapi bagi keluarga miskin, saat anggota keluarga mereka harus dirawat—apalagi di RS rujukan di luar Pesisir Selatan—keluarga tidak punya biaya untuk mencari tempat tinggal dan makan. Alhamdulillah, di Pessel, sudah ada kebijakan penunggu pasien mendapat makanan juga,” cerita Lisda tentang pengalamannya turun ke masyarakat.
Dengan terbiasa turun ke daerah-daerah, mendengar berbagai aspirasi rakyat, dan bekerja keras mewujudkan pembangunan yang merata, Lisda merasa menjadi anggota Dewan adalah satu jalan dari Allah Swt. untuk bisa lebih mengabdi ke masyarakat yang lebih luas.
Menurut Lisda, berbagai ide yang dimiliki pemerintah kabupaten untuk menjadikan rakyat lebih sejahtera seringkali terkendala anggaran yang tidak maksimal. “Anggaran di pusat itu ada. Sekarang ini yang dibutuhkan adalah ada seseorang yang mau bekerja cerdas untuk ‘menjemput’ anggaran itu demi melancarkan pembangunan di daerah.”
Niat baik itu didukung penuh oleh sang suami dan anak-anaknya. Mereka sudah memahami karakter Lisda yang begitu peduli terhadap masyarakat dan siap berjuang demi kepentingan masyarakat. Ia kini menunggu akan ditempatkan di komisi berapa oleh partai. Latar belakangnya di bidang pendidikan dan pengalamannya bergulat di bidang sosial juga kesejahteraan perempuan dan anak, membuatnya siap mengabdi.
“Masyarakat di Pessel awalnya merasa sedih karena takut saya akan ‘melupakan’ mereka. Saya yakinkan pada mereka bahwa saya adalah wakil mereka. Saya akan tetap banyak terjun ke dapil saya, tetap bertemu dan berdialog dengan mereka. Saya meyakinkan mereka bahwa keberadaan saya di Senayan insya Allah adalah kebaikan yang lebih besar untuk kemajuan Sumatera Barat, terutama Pessel,” kata Lisda.
Tak hanya soal pembangunan sosial kemasyarakatan, Lisda juga dikenal aktif dalam memajukan kebudayaan khas Pesisir Selatan. Ia menceritakan tentang pembangunan infrastruktur dan bidang hospitality untuk mendukung pariwisata Pessel yang kian mendunia.
Lulusan S3 jurusan pendidikan ini juga aktif mengangkat budaya Sumatera Barat melalui batik. Ada batik loempo dan mandeh rubiah khas Pesisir Selatan yang industrinya mulai menggeliat. Baru-baru ini koleksi busana dengan batik mandeh rubiah bahkan telah tampil di New York, Amerika Serikat.
Lisda Rawdha telah diambil sumpah sebagai anggota DPR RI pada 1 Oktober 2019. Ia bertekad, semoga apa yang menjadi niat kuatnya meninggalkan Pesisir Selatan untuk berjuang demi rakyat mendapat ridha Allah Swt., menjadi jalan baginya untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama.
Baca selengkapnya di Majalah Farah terbit 15 Oktober 2019
KOMENTAR ANDA