SEMINGGU setelah kematiannya, orang-orang menemukan 2.200 janin yang di awetkan di rumahnya. Temuan yang mengejutkan itu membuka tabir masa lalu dokter osteopatik ini.
Dr Ulrich Klopfer, dari Illinois, AS, meninggal pada 3 September 2019 lalu. Melalui pengacara, keluarga langsung menghubungi kantor Will County Coroner. Atas permintaan keluarga, pengacara meminta petugas untuk memindahkan jenazah-jenazah itu.
Tidak jelas bagaimana janin-janin itu diawetkan dan berada di rumah Dr. Klopfer.
Melansir The New York Times, Dr Klopfer adalah dokter yang izinnya ditangguhkan karena gagal mengikuti teori atau praktik profesional. Ia meninggal pada 3 September 2019.
Rumahnya yang terletak di Kreta, Illinois, sebuah desa sekitar 35 mil selatan Chicago, berdasarkan hukum adalah tempat tinggal, bukan tempat praktek. Tidak ditemukan bukti-bukti adanya prosedur medis yang terjadi di rumah dokter tersebut.
Dr Klopfer memiliki praktik di South Bend, Indiana dan juga dilisensikan praktik di Illinois, tetapi lisensi itu berakhir pada 1990-an.
Sementara itu, The Journal Gazette of Fort Wayne menyebutkan bahwa catatan negara menunjukkan bahwa Dr. Klopfer telah memiliki lisensi di Fort Wayne dan Gary, Indiana, di mana ia melakukan praktik aborsi.
Berdasarkan penemuan 2.200 janin, dia adalah dokter aborsi yang paling produktif di Indiana dalam sejarah dengan jumlah puluhan ribu prosedur selama beberapa dekade.
Klopfer berhenti melakukan aborsi pada November 2015, setelah dinyatakan bersalah atas lima dari sembilan dakwaan yang dia hadapi. Tak lama, Women’s Pavilion, klinik aborsi tempat Dr. Klopfer bekerja, ditutup pada 2016.
Dr, Klopfer Selama audiensi, Dr. Klopfer menceritakan kisah aborsi yang dia lakukan di rumah sakit pada seorang gadis berusia 10 tahun yang diperkosa oleh pamannya.
Dr. Klopfer pernah mengatakan kepada dewan sidang, bahwa dalam 43 tahun praktiknya, ia tidak pernah kehilangan seorang pasien.
"Wanita bisa hamil, pria tidak," kata Dr. Klopfer selama audiensi. “Kita perlu menghormati wanita untuk membuat keputusan yang mereka anggap terbaik dalam hidup mereka. Saya di sini bukan untuk mendikte siapa pun. Saya di sini bukan untuk menghakimi siapa pun."
KOMENTAR ANDA