JANGAN pernah memandang sebelah mata kepada mereka yang menyandang disabilitas autisme atau down syndrome. Karena, mereka yang memiliki kekurangan ini mampu membuat seorang yang ‘normal’ terganga.
Adalah John Cronin, penderita DDS yang baru berusia 23. Dia sukses mendirikan bisnis kaus kaki yang diberi label Crazy Socks. Pendapatannya tak main-main. Ia berhasil meraup jutaan dollar dari bisnis tersebut. Bahkan, John mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
Bermula saat John mencari kesibukan usai lulus sekolah pada 2016. Keterbatasan yang dimilikinya membuat ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Lalu bersama sang ayah, Mark Cronin, John berencana membuat bisnis food truck. Sayangnya, mereka tidak bisa memasak sehingga harus mencari ide bisnis lain.
Akhirnya, di hari World Down Syndrome Day yang jatuh pada 21 Maret, John menemukan ide. Secara tradisional orang merayakannya dengan mengenakan kaus kaki dengan pola dan warna yang menyenangkan.
Mark pun mulai mencari kaus kaki untuk merayakan hari tersebut. “Ide saya adalah ingin membuat kaus kaki itu,” ujar John dilansir CNBC Make It.
John pun mulai membuat desain, berwarna ungu dengan gambar hati dan logo 3-21 yang menandakan hari down syndrome. “Ketika John datang dan berkata kami harus menjual kaus kaki, nampaknya itu ide yang layak untuk dicoba. Dan itulah yang kami lakukan. Kami tidak menyiapkan rencana bisnis. Kami tidak melakukan banyak penelitian. Hanya mencari tahu bagaimana orang-orang merespons,” ujar Mark.
Mereka pun mulai mendaftarkan produk dan membuka rekening bank. Pada awalnya, satu-satunya pemasaran yang mereka miliki adalah halaman Facebook yang menampilkan video promosi dari John tentang kaus kakinya. Sementara, investasi awal dalam bisnis hanya beberapa ribu dolar.
Situs web The John Crazy Socks secara resmi diluncurkan pada Desember. Meski banyak rintangan, namun mereka bisa menerima 42 pesanan kaus kaki di hari pertama mereka. Semua pesanan berasal dari Huntington, New York.
Yang membuatnya unik, John membungkus setiap pesanan kaus kaki dengan kertas tisu dan dikemas dalam kotak merah dengan ucapan terima kasih dan permen. Kemudian John mengantarkan langsung ke rumah pelanggan.
“Aku mendatangi rumah mereka dan mereka menyukainya. Mereka bahkan berfoto denganku, membawa video bersamaku. Luar biasa,” bangga John.
Dari situ, bisnis John mulai dikenal banyak orang. Video dan foto-foto pengiriman rumah John mulai menyebar di media sosial dan penjualan mulai meroket. Pada bulan pertama, mereka mengirim 452 pesanan dan menghasilkan sekitar USD 13.000.
Bisnis kaus kaki ini pun langsung memuncak pada 2017 dengan total pengiriman kaus kaki mencapai 42.000 pesanan senilai USD 1,7 juta atau Rp 25,84 miliar.
Pada 2018, mereka menargetkan pengiriman pesanan mencapai 160.000-180.000 pesanan dan total pendapatan mencapai USD 6 juta atau Rp 91,2 miliar.
Dengan semua kesuksesan tersebut, John tetap tidak melupakan tradisinya. Mengirim pesanan langsung dengan pesanan kaus kaki yang dibungkus rapi di dalam kotak merah.
KOMENTAR ANDA