Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ANAK-ANAK selalu menjadi korban tidak berdosa dalam perang atau konflik. Begitupun dalam konflik yang terjadi di wilayah timur laut Suriah baru-baru ini.

Setidaknya ada hampir 70 ribu anak-anak yang terpaksa mengungsi akibat konflik yang meningkat pasca Amerika Serikat menarik mundur ribuan pasukannya dari wilayah itu. Hal itu membuka pintu masuk bagi Turki untuk melancarkan kampanye militer melawan kelompok Kurdi di wilayah tersebut. Kurdi sendiri dianggap Turki sebagai kelompok teroris.

Badan PBB yang menangani masalah anak-anak, UNICEF memperkirakan bahwa hampir 70 ribu anak telah mengungsi sejak konflik meningkat di timur laut Suriah hampir seminggu yang lalu.

"UNICEF mengkonfirmasi bahwa setidaknya empat anak telah tewas dan sembilan lainnya terluka di timur laut Suriah. Tujuh anak-anak dilaporkan juga terbunuh di Turki," begitu keterangan yang dirilis UNICEF awal pekan ini di situs resminya.

"Tiga fasilitas kesehatan dan kendaraan kesehatan dan satu sekolah diserang. Stasiun air Alolo memasok air untuk hampir 400 ribu orang di Al-Hasakeh tidak berfungsi," sambung pernyataan yang sama.

Bukan hanya itu, UNICEF juga meningkatkan peringatan bahwa ada bencana kemanusiaan yang akan semakin buruk jika konflik terjadi berkepanjangan.

"UNICEF prihatin bahwa setidaknya 170 ribu anak-anak dapat membutuhkan bantuan kemanusiaan sebagai akibat dari kekerasan yang berkelanjutan di daerah tersebut," sambung pernyataan itu.

Meski begitu, UNICEF tidak tinggal diam dan berupaya menjalin kerjasama dengan mitra untuk bisa memberikan bantuan sesegera mungkin.

"Ketika kekerasan terus meningkat, UNICEF memperbarui seruannya pada semua pihak dalam konflik dan mereka yang memiliki pengaruh atas mereka untuk melindungi anak-anak setiap saat," imbau UNICEF.

"Mereka yang berperang di timur laut dan tempat lain di Suriah harus melindungi infrastruktur sipil dan tidak menggunakannya untuk kepentingan militer," sambungnya.




Perkuat Komitmen Perlindungan Anak Demi Generasi Cerdas Indonesia 2045, Ini Tantangan Terbesarnya

Sebelumnya

Pendidikan Antikorupsi ala Kementerian Agama: Sentuh Nurani Lewat Nilai Sufistik dan Kearifan Lokal

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News