Pangeran Harry/Net
Pangeran Harry/Net
KOMENTAR

PANGERAN Harry dari Inggris mengatakan bahwa memori soal kematian ibunya, Putri Diana, lebih dari dua dekade lalu masih sangat nyata. Meski begitu, dia memastikan bahwa dia dan keluarganya tidak akan diganggu oleh bullying atau perundungan yang dilakukan oleh media.

Untuk diketahui bahwa Putri Diana meninggal dunia dalam kecelakaan mobil pada tahun 1997 setelah dibuntuti sepanjang jalan di Paris oleh para fotografer paparazi.

Bak mengulang masa lalu, Pangeran Harry awal bulan ini mengatakan bahwa ada tindakan bullying atau penindasan yang dilakukan oleh surat kabar Inggris kepada istrinya, Meghan Markle. Pangeran Harry menyebut bahwa perlakuan terhadap Markle mengingatkannya pada pendekatan mereka terhadap mendiang ibunya.

"Segala sesuatu yang dia lalui dan apa yang terjadi padanya sangat nyata setiap hari dan itu bukan berarti saya paranoid. Saya hanya tidak ingin mengulang masa lalu," kata Harry kepada ITV dalam sebuah wawancara yang difilmkan selama tur Afrika awal bulan ini dan ditayangkan pada hari Minggu (20/10).

"Yang perlu kita lakukan adalah fokus untuk menjadi nyata, dan fokus untuk menjadi orang-orang seperti apa yang kita yakini. Saya tidak akan di-bully untuk memainkan permainan yang membunuh ibu saya," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pangeran Harry juga menggambarkan bahwa apa yang terjadi pada ibunya adalah luka yang membusuk.

"Setiap kali saya melihat kamera, setiap kali saya mendengar bunyi klik, setiap kali saya melihat lampu kilat, itu membawa saya langsung kembali," ungkapnya, seperti dikabarkan ulang Channel News Asia.




Perkuat Komitmen Perlindungan Anak Demi Generasi Cerdas Indonesia 2045, Ini Tantangan Terbesarnya

Sebelumnya

Pendidikan Antikorupsi ala Kementerian Agama: Sentuh Nurani Lewat Nilai Sufistik dan Kearifan Lokal

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News