SEORANG akademisi dan juga ekonom yang juga merupakan pembela komunitas Uighur China, Ilham Tohti, dianugerahi penghargaan hak asasi manusia bergengsi dari Uni Eropa. Penghargaan itu adalah Hadiah Sakharov 2019.
Tohti sendiri saat ini mendekam di balik jeruji besi dan menjalani hukuman seumur hidup atas tuduhan separatisme di negeri tirai bambu.
Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, Parlemen Eropa menggambarkan Tohti sebagai sosok yang menyuarakan moderasi dan rekonsiliasi. Dia juga merupakan sosok yang tanpa lelah berkampanye untuk mendorong dialog dan pemahaman antara warga Uighur dan warga China lainnya serta untuk implementasi undang-undang otonomi daerah di China.
Ketua parlemen Eropa David Sassoli, mengatakan bahwa Tohti yang merupakan mantan profesor di Universitas Minzu itu telah mendedikasikan hidupnya untuk advokasinya.
"Dengan memberikan hadiah ini, kami sangat mendesak pemerintah China untuk membebaskan Tohti dan kami menyerukan penghormatan terhadap hak-hak minoritas di China," tegasnya, seperti dikabarkan Al Jazeera.
Tohti sendiri diketahui dihukum pada tahun 2014 lalu karena dianggap mengompori kebencian etnis, mengadvokasi kekerasan dan menghasut teror melalui pengajaran di ruang kelasnya dan situs web yang dia kelola tentang masalah yang mempengaruhi warga Uighur di Xinjiang.
KOMENTAR ANDA