Tari Likurai/Net
Tari Likurai/Net
KOMENTAR

SEBANYAK 1.500 penari begitu lincah meliuk berirama di kaki Gunung Lakaan Belu, NTT, membawakan Tarian Likurai.
Penampilan yang memukau itu meramaikan  Festival Fulan Fehan, Senin (28/10).

Likurai adalah tarian perang khas dari masyarakat pulau Timor, yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah saat zaman penjajahan.

Tarian yang menyajikan kemegahan budaya dan pesona masyarakat NTT ini menjadi cerminan ragam budaya dan diharapkan bisa mengangkat NTT ke penjuru dunia.

Eko 'Pece' yang menjadi koreografer tarian tersebut mengatakan, "Ajang ini menjadi ruang ekspresi untuk mengangkat potensi pariwisata dengan ujung tombak budaya dan pesona alam yang harus terus ditingkatkan secara kreatif," jelasnya, seperti dirilis Kementrian Pariwisata.

Persiapan pelaksanaan acara puncak Festival Fulan Fehan 2019 sudah dilakukan sejak bulan Februari.

“Semua ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan kepercayaan Bupati, Wakil Bupati, Dinas Pendidikan Belu," ujar Eko yang juga koreografer opening ceremony Asian Games 2018 itu.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani, menjelaskan Tari Likurai bukanlah tarian biasa.

"Tarian Likurai merupakan tarian yang tidak ada dimana pun di belahan dunia. Tarian ini tentu saja menjadi tarian khas yang merupakan warisan serta budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini," kata Rizki Handayani.




Indonesia Raih “Best Tourism Villages 2024" UN Tourism untuk Desa Wisata dengan Sertifikat Berkelanjutan

Sebelumnya

Konten Pornografi Anak Kian Marak, Kementerian PPPA Dorong Perlindungan Anak Korban Eksploitasi Digital

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News