Dokumen berisi dugaan daftar nama anak-anak yang dibunuh secara massal/RT
Dokumen berisi dugaan daftar nama anak-anak yang dibunuh secara massal/RT
KOMENTAR

RUSIA membuka kembali penyelidikan kriminal atas salah satu kasus kejahatan tersadis yang dilakukan semasa pendudukan Nazi.

Kasus tersebut adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pasuka Nazi Jerman terhadap ratusan anak-anak yang memiliki cacat mental maupun fisik di wilayah bekas Uni Soviet.

Penyelidikan atas kasus tersebut kembali dibuka pada Rabu (30/10) oleh Komite Investigasi Rusia dengan fokus pada dugaan tindakan genosida. Penyelidikan ini kembali dibuka tidak lama setelah dokumen yang merinci penyelidikan masa perang terhadap pembunuhan massal anak-anak dideklasifikasi.

Untuk diketahui bahwa wilayah Krasnodar berada di bawah kendali Nazi antara Agustus 1942 hingga Februari 1943. Wilayah yang berada di Uni Soviet itu dianggap oleh Jerman sebagai tanah yang akan dijajah oleh Jerman. Dengan demikian, mereka datang tanpa punya niat untuk memenangkan hati penduduk lokal.

Karena itulah, pasukan Jerman datang dengan membawa rezim teror brutal. Mereka membawa serta regu kematian Einsatzgruppen sebagai alat utama teror. Selain memusnahkan pemberontakan, mereka juga ditugaskan untuk memusnahkan mereka yang dianggap tidak diinginkan, seperti, orang Yahudi, orang Roma, kaum gay dan individu-individu yang memiliki cacat mental atau fisik.

Di antara ribuan korban Sonderkommando SS-10a, yakni unit yang ditempatkan di Krasnodar, adalah anak-anak yang tinggal di tempat penampungan di Yeysk, sebuah kota pelabuhan di pantai Laut Azov. Tempat penampungan itu awalnya terletak di Krimea, tetapi dievakuasi ketika pasukan Nazi maju ke wilayah Soviet.

Namun pasukan Nazi berhasil menemukan tempat penampungan tersebut. Kemudian pada 9 Oktober 1942, pasukan Nazi mengirim tiga truk untuk mengangkut paksa anak-anak yang memiliki cacat mental maupun fisik dari tempat tersebut sebanyak mungkin.

Truk yang dikirim bukan truk biasa, melainkan armada yang dirancang untuk melakukan pembunuhan massal. Asap beracun disemprotkan ke dalam truk yang ditutup untuk membunuh para korban di dalamnya. Para korban tersebut kemudian dikirim ke beberapa lokasi terpisah untuk dibuang ke kuburan massal.

Peristiwa itulah yang terjadi pada hari itu dan beberapa hari setelahnya.

Setelah membuang korban, truk kembali ke penampungan dan mengangkut lagi anak-anak cacat untuk dibunuh secara massal hingga tidak bersisa satu pun korban selamat.

Dikabarkan Russia Today, dokumen-dokumen yang tidak diklasifikasi awal bulan ini mencakup dokumen di mana ada daftar nama anak-anak yang tinggal di penampungan, serta laporan oleh tim yang menggali kuburan massal pada April 1943, setelah Nazi diusir dari wilayah Krasnodar.

Dokumen lain menyebutkan bahwa mayat anak-anak ditumpuk di dalam parit. Banyak di antara mereka yang meninggal dunia dalam kondisi saling berpelukan atau berpegangan pada selangkangan mereka. Namun tidak ada luka luar yang terlihat.

Hal tersebut membuat para penyelidik berasumsi bahwa anak-anak itu telah dikubur hidup-hidup. Peristiwa pembunuhan massal, serta skalanya, menjadi lebih jelas karena lebih banyak bukti forensik dari kuburan massal lainnya dan kesaksian saksi mata.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News