ANAK-ANAK ikut menjadi korban dalam banjir besar yang meratakan sebagian besar kota Beledweyne, Somalia dengan air.
Banjir yang dipicu oleh hujan yang terus menerus terjadi itu membuat lebih dari 200 ribu orang terpaksa angkat kaki dari rumah mereka. Sekitar setengah dari mereka merupakan anak-anak. Begitu kata keompok Save the Children pada Kamis (31/10).
"Somalia berada di garis depan dari krisis iklim, dan sumber daya sedang ditingkatkan hingga batasnya," kata Direktur Save the Children Somalia, Mohamud Mohamed Hassan.
"Kebutuhan saat ini sangat besar dan kami dalam bahaya kewalahan jika donor tidak segera bertindak. Saat ini, perhatian utama kami adalah potensi krisis kesehatan, termasuk wabah kolera dan malaria, yang merupakan penyakit yang merusak bagi anak-anak," tambahnya, seperti dikabarkan CNN.
Untuk diketahui bahwa lebih dari 85 persen wilayah Beledweyne yang merupakan rumah bagi sekitar 400 ribu penduduk tergenang banjir.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah pernyataan mengatakan, tiga orang termasuk dua anak-anak dilaporkan tenggelam setelah sebuah sungai di kota itu meluap pada akhir pekan kemarin. Bukan hanya itu,sebuah kapal yang membawa 20 orang juga terbalik di sungai, dan banyak penumpang dikhawatirkan hilang.
Selain menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa, banjir juga menghancurkan tanah pertanian serta infrastruktur lainnya di daerah sekitarnya.
Pemerintah Somalia segera membentuk komite darurat untuk berkoordinasi menangani bencana tersebut.
KOMENTAR ANDA