Ghazala Hashmi dan Abrar Omeish/Net
Ghazala Hashmi dan Abrar Omeish/Net
KOMENTAR

POLITISI Partai Demokrat Amerika Serikat bernama Ghazala Hashmi berhasil mencetak sejarah baru dalam dunia politik di negeri Paman Sam. Dia menjadi wanita muslim pertama yang duduk di kursi parlemen negara bagian Virginia Amerika Serikat.

Dia berhasil menang dalam pemilihan lokal di Virginia pada Selasa (5/11) dan menggulingkan petahana dari Partai Republik, Glen Sturtevant di kursi Senat negara bagian.

Kemenangan Hashmi adalah bagian dari "gelombang biru" yang melanda Virginia pada hari Selasa (5/11). Pasalnya, pemilu lokal kemarin merupakan momentum baru bagi Demokrat yang berhasil membalikkan posisi di kedua majelis legislatif negara bagian Virginia dari Republik.

"Hari ini kami mengirim pesan bahwa status quo tidak lagi diterima," tulis Hashmi dalam pesan kemenangannya di Twitter.

"Terima kasih semua atas dukungan dan semangat Anda dalam membantu saya menjadi Senator negara bagian berikutnya untuk Distrik 10 Virginia! Saya tidak bisa lebih terhormat untuk terpisah dari perubahan yang akan terjadi untuk Virginia," sambungnya.

"Kemenangan ini, bukan milik saya sendiri. Itu milik Anda semua yang percaya bahwa kami perlu melakukan perubahan progresif di sini di Virginia, untuk Anda semua yang merasa bahwa Anda belum memiliki suara dan percaya pada saya untuk menjadi milik Anda di Majelis Umum," tegasnya.

Bukan hanya Hasmi, sejarah baru juga dicetak oleh wanita muslim lainnya di Virginia dalam pemilihan lokal kemarin. Dia adalah Abrar Omeish yang juga berasal dari Demokrat.

Wanita 24 tahun itu memenangkan satu dari tiga kursi kosong di posisi Dewan Sekolah Kabupaten Fairfax.

"Kampanye Abrar bekerja keras untuk mengangkat suara-suara muda dan orang-orang dari komunitas yang kurang terlayani dan kurang terwakili, secara proaktif menjangkau konstituensi yang sebelumnya tidak dilibatkan dengan mendaftarkan 1.500 pemilih baru dan melatih ratusan sukarelawan baru," negitu bunyi pesan kampanye Omeish dalam sebuah pernyataan merayakan kemenangannya.

"Dia (Omeish) berupaya memfasilitasi sistem sekolah yang sepenuhnya percaya pada potensi pemimpin pada setiap anak dan percaya bahwa investasi pada anak itu bermanfaat, tidak peduli ras, suku, status sosial ekonomi, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau status imigrasi lainnya," sambung pernyataan tersebut, seperti dimuat Huffpost.

Di masa lalu, Omeish adalah sosok yang terbuka menentang diskriminasi yang dia hadapi dan tantangan yang dia harus atasi ketika seorang wanita Muslim berjuang untuk jabatan terpilih.




Meutya Hafid, Mengemban Jabatan Menteri Komunikasi dan Digital di Tengah Badai Judi Online

Sebelumnya

4 Perempuan Peneliti Indonesia Raih L’Oreal-UNESCO For Women in Science 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women