DEPRESI bukan merupakan hal yang patut diabaikan, terlebih jika hal itu terjadi pada usia remaja. Orangtua harus dengan cerman mengenali tanda-tanda depresi yang terjadi pada anak remaja mereka.
Namun rupanya mengenali tanda-tanda depresi pada remaja ternyata merupakan hal yang sulit dilakukan. Kebanyakan orang tua di Amerika Serikat mengaku mengalami kesulitan untuk membedakan antara suasana hati remaja yang berubah-ubah dan kemungkinan tanda-tanda depresi.
Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Rumah Sakit Nasional Mott Children's Mott tentang Kesehatan Anak di Universitas Michigan yang dirilis awal pekan ini.
Jajak pendapat tersebut melibatkan 819 orang tua dengan setidaknya satu anak yang mengenyam pendidikan di sekolah menengah, sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas. Sepertiga di antara mereka mengaku yakin mereka dapat mendeteksi depresi pada anak-anak mereka. Sementara dua pertiga lainnya mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk mendeteksi tanda-tanda depresi.
Dari keseluruhan jumlah responden, sekitar 30 persen orang tua mengatakan anak mereka pandai menyembunyikan perasaan mereka dan 40 ppersen lainnya mengatakan bahwa mereka berjuang untuk membedakan antara perubahan suasana hati normal anak-anak mereka dan tanda-tanda depresi.
"Di banyak keluarga, tahun-tahun praremaja dan remaja membawa perubahan dramatis dalam perilaku anak muda dan dalam dinamika antara orang tua dan anak-anak," kata co-direktur jajak pendapat Sarah Clark dalam keterangannya.
"Transisi ini dapat membuatnya menjadi sangat menantang untuk membaca keadaan emosi anak-anak dan apakah ada kemungkinan depresi," tambahnya.
"Beberapa orang tua mungkin melebih-lebihkan kemampuan mereka untuk mengenali depresi dalam suasana hati dan perilaku anak mereka sendiri," sambung Clark.
Mengenali tanda depresi pada anak remaja merupakah hal yang penting karena untuk menghindari penyimpangan perilaku atau kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Masih dalam jajak pendapat yang sama ditemukan bahwa 1 dari 4 orangtua mengatakan bahwa anak mereka mengenal teman sebaya atau teman sekelasnya yang mengalami depresi.
Di Amerika Serikat sendiri, merujuk pada data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, tingkat bunuh diri di antara anak-anak dan dewasa dengan rentang usia 10 hingga 24 tahun, mengalami kenaikan 56 persen antara tahun 2007 hingga 2017.
"Laporan kami menegaskan bahwa depresi bukanlah konsep abstrak untuk remaja dan praremaja masa kini, atau orang tua mereka," kata Clark.
"Tingkat keakraban dengan depresi dan bunuh diri ini konsisten dengan statistik terbaru yang menunjukkan peningkatan dramatis dalam bunuh diri di kalangan pemuda AS selama dekade terakhir. Tingkat bunuh diri yang meningkat menyoroti pentingnya mengenali depresi pada masa muda," katanya.
Dia menjabarkan bahwa tanda-tanda potensial depresi pada anak-anak termasuk kesedihan, isolasi, kemarahan, lekas marah dan bertindak.
KOMENTAR ANDA