KOMENTAR

KEDAMAIAN Islam kembali menyentuh kehidupan pribadi seseorang yang tengah mencari Tuhan. Kali ini, keindahan agama Nabi Muhammad SAW menyentuh wanita berdarah Skotlandia bernama Larissa Bennet.

Diawali saat ia bosan dengan tanah kelahiran, Bennet memutuskan terbang ke negeri warisan peradaban kuno, Mesir. Lama dia menikmati keindahan negeri tersebut, akhirnya Bennett menjalin hubungan serius dengan seorang pria Mesir.

Sekian lama berpacaran, Bennet semakin tidak menyukai tabiat kekasihnya itu. Sang pacar belakangan lebih sering menjalankan shalat, baik sunah maupun wajib, berpuasa walau bukan Ramadhan, dan mendengarkan ceramah ulama. 

Ia takut kebiasaan kekasihnya ini justru menjadikan sang pria tidak lagi menghargai perempuan. Menurut pemahamannya, Islam mampu membuat kekasihnya menjadi garang, menghardik, bahkan menganiayanya. “Sungguh hal itu sangat saya takutkan,” tulisnya dalam portal aboutislam.

Bennet pun berupaya sebisa mungkin menjauhkan kekasihnya dari Islam, tetapi tidak bisa. Dia pun akhirnya membaca literatur tentang Islam untuk mencari kelemahannya. Bahkan Bennet mempelajari Al Quran hingga Ramadhan.

Lalu, muncul pertanyaan di hatinya, apakah Islam relevan untuk semua insan? Sementara agama ini lahir dan berkembang di Arab?

Dan ia menemukan jawabannya, bahwa Islam telah dipeluk oleh banyak umat di berbagai belahan dunia. Pemeluknya semakin banyak meski Islam terus difitnah, caci maki, dan stigmasi negatif berbagai tokoh.

Pada akhirnya dia hanya berpatokan pada makna Islam: berserah diri dan kedamaian. Hati menjadi damai. Jiwa menjadi tenang. Dipenuhi dengan keyakinan menjalani kehidupan fana.

Setelah pencarian Islam selama dua tahun, Bennet membuat keputusan penting dalam hidup. Dia berjalan ke Masjid al- Azhar Kairo dan menemui dua orang syekh. Di hadapan ke duanya, wanita pengembara ini bersaksi tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Maka, sejak itu statusnya sudah menjadi Muslim.

Dia juga mempelajari Bahasa Arab sedikit demi sedikit. Bennet pun tampil berhijab.

Kini, Bennet rutin membuat konten di blog pribadinya ShukrallahBlog. Blog pribadi dimanfaatkannya untuk dakwah kepada mereka yang masih salah paham mengenai Islam.

 

 




Menyongsong Resesi 2025 dengan Ketenangan Batin

Sebelumnya

Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur