KOMENTAR

PASANGAN suami isteri ini telah mengenalkan huruf dan angka untuk belasan muridnya di pedalaman Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, sejak 2017.

Keduanya adalah guru SD Plus di Indragiri.  Neli Sasmiliwati dan Medi bertekad membebaskan warga Desa Durian Cacar dari buta huruf. Mereka mengajar setiap hari Minggu.

Neli mendadak jadi guru karena lingkungan desanya. Desa yang hingga kini belum dialiri listrik PLN itu didominasi warga buta huruf, termasuk beberapa perangkat desa.

Terkadang mereka dihadapkan surat menyurat tapi tidak tahu apa isinya.

Ya, murid-murid mereka bukan anak-anak, tetapi mayoritas adalah pria dewasa dan wanita. Malahan, ada perangkat desa seperti RT dan RW, karena tidak pernah mengeyam pendidikan dari kecil.

"Sampai sekarang masih ada sekolahnya, yang ikut belajar sudah bisa mengeja dan menulis nama sendiri," urai Neli yang tamatan STIE Rengat.

Murid yang datang tak menentu. Kadang 15 orang, besoknya hanya 10 orang.  Menurut Neli, itu karena banyak yang harus bekerja. Selain itu, kemauan setiap orang berbeda dan berubah ubah.

"Kalau mood lagi bagus, terkadang bisa sampai tiga jam belajar. Sekolahnya tiap hari Minggu, mulai dari jam 2 sampai jam 4," kata Neli.

Untuk proses belajar, Neli menggunakan ruang serba guna milik desa. Terkadang, ada peserta didik dari desa tetangga yang ikut belajar.

"Harapannya bisa sederajat dengan SD, sedang diusahakan," ucap Neli yang setiap harinya bekerja sebagai pegawai tata usaha di SMK Rakit Kulim.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News