KABAR keberadaan masjid megah di tengah hutan di Kabupaten Gowa, menjadi viral dan membuat penasaran, terutama siapa sosok pemilik dan apa motif pembangunan masjid tersebut.
Inilah Andi Busli atau yang akrab disapa Puang Busli (70), adalah pemilik sekaligus pendiri dari masjid megah itu. Beliau merupakan saudagar asal Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan,
Masjid dibangun sejak 2008 di atas lahan yang sekelilingnya adalah perkebunan kopi, berada di dalam kawasan yang diberi nama Nirmala Bukit Celebes.
Berlokasi di Dusun Langkoa, Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Butuh waktu sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kota Makassar untuk menjangkau tempat itu.
"Tujuan awal pembangunan masjid ini sebenarnya hanya untuk tempat ibadah bagi karyawan kebun kopi," kata Puang Busli, saat menerima rombongan pengurus Wahdah Islamiyah Cabang Gowa, seperti dikutip dari Pilar Indonesia, Rabu (27/11/2019).
Berbincang-bincang dengan penuh keakraban di dalam masjid itu, ia menyampaikan bahwa proses pembangunan masjid masih berjalan, dan nanti 2021 baru diagendakan rencana peresmian.
Puang Busli juga menampik jika keberadaan masjid dikaitkan dengan isu-isu miring. Ia memastikan semata-mata sebagai sarana ibadah
Dia juga bersyukur, sebab bisa mempekerjakan warga sekitar di perkebunan kopinya. Sebanyak 28 orang dipekerjakan di kebun kopi jenis Arabika itu.
"Alhamdulillah, bisa membantu warga desa untuk menjadikannya sebagai mata pencaharian," tutur Puang Busli.
Kehadiran jajaran pengurus Wahdah Islamiyah Kabupaten Gowa sendiri untuk menawarkan program syiar dakwah dan pembinaan keislaman. Puang Busli pun menyetujui, dan mempersilakan kepada para Da'i ormas Islam tersebut untuk mengutus dan menempatkan da'i mereka
"Masjid ini, insya Allah sangat terbuka untuk pengelolaan dan pembinaannya agar ibadah di dalamnya lebih maksimal," ujarnya usai melakukan pertemuan dengan jajaran pengurus Wahdah Islamiyah Kabupaten Gowa, Rabu (27/11/2019).
Tetapi, sejak viralnya info tentang Masjid 12 Kubah itu, Puang Busli mengaku mulai membatasi komunikasi dengan wartawan atau pengunjung.
"Pembangunan masjid ini ikhlas Lillahi Ta'ala (ikhlas karena mengharap ridha Allah Ta'ala) untuk ibadah dan saya sangat menyayangkan jika disalahtafsirkan untuk tujuan lain, apalagi sampai pada tuduhan radikal," pungkasnya.
KOMENTAR ANDA