Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

INI adalah kisah tauladan tentang puteri Nabi. Tentang ketulusan dan keikhlasan.
 

Farah merangkum dan menuliskannya untuk Anda.

Siti Fatimah Az Zahra dalam Islam adalah gadis yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri. Puteri Nabi Muhammad ini lahir dari rahim Khadijah binti Khuwalid.

Satu kisah teladan dari Siti Fatimah, adalah tentang kalung yang dia miliki. Kala itu, Rasulullah tengah duduk di masjid bersama dengan sahabatnya.

Tiba-tiba, datang seorang musafir yang kehabisan bekal. Musafir pun berkata kepada Rasulullah. "Ya Rasulullah, saya lapar sekali. Beri lah saya makanan. Saya tak punya pakaian kecuali yang saya kenakan. Saya tak punya uang untuk bekal pulang. Tolong saya ya Rasul."

Rasulullah langsung menjawab, "Sayang, aku sedang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepadamu. Tetapi, orang yang menunjukkan kebaikan adalah sama dengan orang yang melakukannya."

Rasulullah meminta musafir pergi ke rumahnya untuk bertemu Siti Fatimah Az Zahra.

"Pergilah ke tempat yang dicintai Allah dan Rasulnya. Dia lebih mengutamakan Allah daripada dirinya sendiri, itulah Fatimah, putriku."

Sesampainya di sana, Fatimah ternyata juga tidak memiliki sesuatu yang layak untuk dimakan. Ia juga tidak memiliki uang untuk diberikan kepada musafir.

Tetapi, Siti Fatimah Az Zahra ingat bahwa ia memiliki kalung hadiah pernikahan dari sang suami, Ali bin Abi Thalib. Dengan ikhlas, Siti Fatimah memberikan kalung satu-satunya itu kepada sang musafir.

"Juallah kalung ini. Mudah-mudahan harganya cukup untuk memenuhi kebutuhanmu," kata Siti Fatimah kepada sang musafir.

Kemudian, musafir kembali ke tempat Rasulullah berkumpul dan diperlihatkannya kalung pemberian Siti Fatimah. Rasulullah begitu terharu melihat sang putri yang ikhlas memberikan satu-satunya harta yang dimiliki untuk membantu musafir itu.

Salah seorang sahabat Nabi bernama Ammar bi Yasir pun mengajukan diri untuk membeli kalung. "Berapa hendak kau jual kalung itu?" kata Ammar kepada musafir.

Musafir menjawab, "Aku akan menjualnya dengan roti dan daging yang bisa mengenyangkan perutku, sebuah baju penutup tubuhku dan uang 10 dinar untuk bekalku pulang."

Tak disangka, Ammar justru membeli kalung itu dengan harga 20 dinar emas, ditambah sebuah baju, serta seekor unta untuk tunggangan Si Musafir.

Mendapatkan kalung itu, Ammar langsung meminta budaknya bernama Asham untuk menghadap Rasulullah dan memberikan kalung milik Siti Fatimah tersebut. Ia juga turut memberikan Asham sebagai budak Rasulullah.

"Wahai Asham, pergilah menghadap Rasulullah dan katakan aku menghadiahkan kalung ini dan juga engkau kepadanya. Jadi mulai hari ini kamu bukan budakku lagi tetapi budak Rasulullah," jelas Ammar.

Setelah mendengar pesan dari Asham, Rasulullah tersenyum dan melakukan hal yang sama kepada Siti Fatimah. Mendengar hal itu, Siti Fatimah begitu bahagia.

Namun, kebahagiaannya bukan karena mendapatkan seorang budak. Malahan, ia membebaskan Asham dan menjadikan ia sebagai manusia merdeka.

Asham begitu gembira hingga tertawa. Hal itu pun membuat Siti Fatimah bingung. Asham pun berkata bahwa ia kagum dan takjub melihat berkah dari kalung milik Siti Fatimah karena telah mengenyangkan orang lapar, hingga membebaskan seorang budak.

"Aku tertawa karena kagum dan takjub akan berkah kalung itu. Kalung itu telah mengenyangkan orang yang lapar, telah menutup tubuh orang yang telanjang, telah memenuhi hajat seorang yang fakir dan akhirnya telah membebaskan seorang budak," ungkap Asham.

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur