MESKI penduduk Washington DC mayoritas beragama non Muslim, tapi mereka mau berbagi tempat untuk umat Islam yang minoritas, untuk menuanaikan ibdah shalat.
Warga Washington DC memang dikenal memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan agama. Masyarakat disana sering memberikan kesempatan umat muslim untuk menjalankan ibadah shalat di mana saja.
Dikabarkan, umat Islam di Washington DC dibolehkan melakukan shalat lima waktu dan salat Jumat di gereja. Salah satunya yakni The Chruch Of The Epiphany, yang selalu ramai pengunjung yang mau beribadah.
The Chruch Of The Epiphany adalah gereja pysicopal, yang ditetapkan sebagai situs bangunan cagar nasional sejak tahun 1971.
Alasan umat Islam memilih salat di gereja karena jumlah masjid di Washington DC sangat terbatas. Rupanya hanya tiga masjid saja, sedangkan jumlah Muslim di sana adalah dua persen dari penduduk asli sekitar 276 ribu jiwa.
Imam Muslim di Washington DC, Suhaebi, mengatakan, keterbatasan jumlah masjid membuat mereka harus berbagi ruang ibadah dengan gereja.
"Kami gunakan gereja ini karena minimnya fasilitas untuk warga Muslim di Washington DC. Ditambah begitu mahalnya menyewa tempat atau ruangan besar," kata Suhaebi, seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Lebih lanjut Suhaebi menuturkan, banyak warga Muslim yang bekerja di pusat kota, tapi tapi tidak tinggal di sekitar Washington DC. Makanya mereka membutuhkan tempat salat yang nyaman di dalam rumah ibadah.
"Mereka umat Muslim butuh tempat untuk shalat Jumatan, karena para jamaah kami tidak tinggal sini. Karenanya kami menyewa gereja Epiphany," tutur Imam masjid.
Ternyata tak hanya shalat lima waktu, umat Islam di Washington DC setiap akan melakukan salat Jumat juga menggelar karpet sejadah di depan bangku-bangku gereja.
"Masyarakat Muslim juga memakai gereja ini Senin hingga Kamis. Bahkan saat salat jumat mencapai 200 jemaah," terang Suhaebi.
Saat khotbah, para jemaat gereja pun ikut mengikuti dan mendengarnya. Namun mereka tidak pernah protes dan tetap menghargai umat Islam yangsedang beribadah.
KOMENTAR ANDA