Wanita pemburu ranjau darat di Afghanistan/Independent
Wanita pemburu ranjau darat di Afghanistan/Independent
KOMENTAR

SELAIN konflik dan kekerasan yang masih kerap terjadi, Afghanistan sebenarnya memiliki masalah lain yang membahayakan, yakni ranjau darat.

Setiap bulannya, puluhan nyawa melayang sia-sia akibat ranjau darat yang meledak tiba-tiba di sejumlah wilayah di negara tersebut.

Karena itulah, disokong oleh pendanaan dari Layanan Tindakan Ranjau PBB (UNMAS), Afghanistan memiliki tim penambang yang bertugas memburu ranjau darat yang tidak meledak untuk kemudian dijinakkan agar tidak meledak sewaktu-waktu.

Tim ini sebenarnya terlah dibangun di Afghanistan sejak tahun 1989. Mereka bertugas untuk membersihkan lebih dari 18 juta ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak perang, yang sebagian besar ditinggalkan oleh pasukan Uni Soviet selama perang Afghanistan-Soviet pada tahun 1979 hingga 1989 sebagai taktik untuk melindungi rantai pasokan dan pos-pos mereka pada saat itu.

Mulanya, tim tersebut diisi oleh laki-laki. Namun setelah hampir 30 tahun berselang, tepatnya pada tahun lalu, wanita mulai masuk untuk ikut ambil bagian dalam operasi perburuan ranjau dari di negara tersebut.

Hadirnya wanita dalam tim tersebut salah satunya dipengaruhi oleh melemahnya peran Taliban. Ketika Taliban naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1996, kelompok ini memberlakukan banyak aturan tentang perilaku wanita dan berusaha untuk memutus akses wanita ke pendidikan serta pekerjaan publik.

Namun kini, Taliban bak kehilangan taringnya dan tidak lagi memiliki kekuatan untuk menegakkan aturan seperti itu.

Sebanyak 16 wanita pemberani masuk menjadi wanita-wanita pertama di dalam tim pemburu ranjau darat di Afghanistan.  Salah satu dari mereka bernama Gulandam. Kepada Independent baru-baru ini dia berbagi ceritanya.

Dia menuturkan bahwa tidak mudah bagi dia dan rekan-rekan wanita lainnya dalam tim tesebut untuk menjalankan tugas tersebut. Mereka kerap dipandang sebelah mata oleh lingkungan serta rekan kerja laki-laki mereka.

"Pada awalnya kami menghadapi banyak masalah, terutama ketika kami biasa berjalan di sekitar Bamyan mengenakan pakaian khusus kami," jelas Gulandam.

Dia juga menuturkan bahwa ketika dia memutuskan untuk bergabung dengan tim tersebut, keluarganya juga khawatir bahwa pekerjaan tersebut terlalu berisiko untuk seorang wanita.

Terlepas dari semua pandangan miring itu, Gulandam dan rekan-rekan wanita lainnya berada di garis terdepan dalam upaya perburuan ranjau darat bulan Oktober 2019 lalu di provinsi Bamyan, Afghanistan. Bersama dengan rekan sesama tim pemburu ranjau darat laki-laki, mereka berhasil membuat Bamyan menjadi provinsi pertama di Afghanistan yang sepenuhnya dinyatakan bersih dari ranjau darat.

Gulandem sendiri mengaku bangga bisa mengambil bagian dari upaya pembersihan ranjau darat di Bamyan.

"Ketika saya bekerja sebagai penambang, saya merasa seperti seorang prajurit yang memerangi musuh-musuh tersembunyi kita, ranjau darat," ujar Gulandem.

"Saya membuktikan kepada keluarga saya bahwa jika seorang pria bisa belajar dan menangani pekerjaan berisiko, seorang wanita juga bisa," sambungnya.

Pekerjaan yang dilakukan Gulandem dan rekan pemburu ranjau darat lainnya memang sangat beresiko. Bahkan nyawa menjadi taruhannya. Mereka mencari ranjau dengan menggunakan detektor logam dan setelah terdeteksi, pemimpin tim dipanggil untuk menilai jenis tambang, apakah termasuk jenis berbahaya atau tidak.

Tambang ini kemudian diledakkan melalui ledakan terkendali atau, tergantung pada jenis dan umurnya, dilepas dan dinonaktifkan.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women