WALAU tangannya sangat sulit digerakkan, nyatanya wanita asal China ini mampu menciptakan lukisan yang mengagumkan.
Bahkan dari hasil lukisannya itu, ia bisa menafkahi dirinya.
Zhang Junli merupakan seorang seniman asal Taiyuan, provinsi Shanxi, Cina. Ia telah menginspirasi jutaan orang dengan dedikasinya terhadap karya yang diciptakan dan semangat menjalani kehidupan.
Melansir Nextshark beberapa hari lalu, Wanita yang berusia 40 tahun ini diagnosa menderita rheumatoid arthritis, suatu kondisi jangka panjang di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sendi-sendi tubuh yang membuat dirinya harus terbaring di tempat tidur.
"Saya hanya bisa menggerakkan pinggul, bahu, dan leher saya sedikit. Selain itu saya tidak bisa bergerak sama sekali," ujarnya.
Meski begitu, ia tidak kehabisan akal untuk bisa melakukan apa yang ia inginkan. Ketertarikannya pada dunia lukis membuat ia berusaha keras. Ia menjepit kuas di antara jari-jarinya yang lumpuh.
Memang tidak mudah, tetapi semangatnya begitu tinggi. Pergelangannya begitu kaku, ia harus menemukan cara untuk memegang kuas dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk sambil memiringkan pundaknya serta memberikan tekanan yang tepat pada kanvas.
Zhang sangat hobi melihat lukisan. Lalu tergerak untuk bisa melukis. Lalu perlahan, ia mulai menekuni dunia itu untuk berbisnis. Ia membuka toko WeChat dengan nama Lily's Easel, dan menjual lukisannya secara online di sana.
"Lukisan mengubah saya. Pertama kali saya mengambil kuas, seolah-olah saya menemukan panggilan saya.Saya merasa bahwa saya hidup untuk menggambar," katanya senang.
Sekitar 300 buah lukisan yang sudah ia hasilkan dan sebagian telah terjual.
Ia pun tak percaya dan sangat tersentuh oleh dukungan semua orang dan terasa seperti mimpi.
Bukan hanya melukis, ternyata Zhang suka menulis. Sudah ada empat judul buku hasil karyanya.
Jika melukis membutuhkan waktu yang cukup lama sampai selesai, sekitar 12 hari, maka ia menulis buku sebagai selingannya.
"Saya ingin mendorong orang-orang yang berada dalam situasi yang sama seperti saya untuk tidak menyerah pada diri mereka sendiri. Dari pada menangis dan khawatir sepenjang hari, lebih baik cari jati diri dan temukan makna kehidupan," ujarnya penuh syukur.
KOMENTAR ANDA