Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

MOM, apakah anda pernah mendengar anak anda menggemeretakkan giginya sehingga menghasilkan suara yang agak mengganggu? Jika pernah, maka kemungkinan buah hati anda mengalami bruxomania atau disebut juga dengan bruxism.

Ini adalah kondisi di mana seseorang menggemeretakkan, mengatupkan, menggesekkan, atau mengerat gigi. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tertidur, sehingga disebut juga sebagai sleep bruxomania atau dilakukan secara tidak sadar saat terjaga di siang hari atau disebut juga sebagai awake bruxism.

Sleep bruxomania sendiri termasuk dalam gangguan pergerakan yang terkait tidur. Meski banyak dialami oleh anak-anak, namun kondisi ini juga banyak dialami oleh orang dewasa.

Bruxism sendiri biasanya muncul karena dua faktor utama, yakni penyebab fisik dan psikologis. Terkait penyebab fisik, bruxism bisa muncul sebagai bentuk respons terhadap nyeri dari sakit telinga atau teething pada anak-anak. Bisa juga terkait dengan asam lambung naik ke esofagus atau efek samping yang tidak umum dari beberapa obat psikiatrik, seperti phenothiazines atau antidepresan tertentu.

Selain itu, bruxism juga bisa terkait dengan komplikasi yang berasal dari kelainan seperti penyakit Huntington atau Parkinson atau terjadi karena letak gigi atas dan bawah yang abnormal atau maloklusi.

Sementara itu, terkait faktor psikologis, bruxism bisa muncul karena emosi seperti gelisah, stres, marah, frustrasi, atau merasa tegang. Bisa juga terjadi karena terkait dengan tipe kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif.

Lalu, apakah bruxism ini perlu dikhawatirkan?

Bruxism sebenarnya bukan gangguan yang serius sehingga umumnya tidak perlu penanganan khusus. Karena seiring bertambahnya usia, kebiasaan ini akan hilang dengan sendirinya.

Namun jika kondisi ini tidak juga hilang dan cukup serius, maka anda perlu mengkonsultasikannya dengan dokter. Biasanya seseorang disarankan untuk menjalani serangkaian pengobatan, disesuaikan dengan kondisi pasien dan penyebab munculnya bruxism, di antaranya adalah dengan menggunakan pelindung mulut (mouth guard) atau behel (splint) untuk meratakan gigi dan merapikan gigi yang longgar atau menggunakan crown gigi untuk memperbaiki susunan dan permukaan gigi dan melakukan terapi meditasi jika bruxism disebabkan oleh stres.




5 Sayuran untuk Diet Sehatmu

Sebelumnya

Apa Urgensi Vitamin D3 untuk Kesehatan Kita?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health