Gerhana matahari/Net
Gerhana matahari/Net
KOMENTAR

PADA 26 Desember kemarin, telah terjadi gerhana matahari cincin di sebagian wilayah Indonesia. Gerhana kali ini menjadi peristiwa yang ketiga kali sekaligus yang terakhir di tahun 2019 ini.

Jika ditilik ke belakang, pada zaman Nabi Muhammad SAW pun pernah mengalami beberapa kali gerhana matahari.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Dosen Falak, Ahmad Izzuddin kepada media, Kamis (26/12).

Dal keterangannya ia menyebut setidakny ada delapan kali gerhana yang terjadi selama masa Nabi SAW, yaitu lima gerhana bulan dan tiga gerhana matahari. 

Berikut tiga gerhana matahari yang terjadi di era awal Islam.

1. Gerhana matahari 21 April 627 M

Pada periode Madinah,  pernah terjadi gerhana matahari sebagian pada Selasa 29 Zulqaidah 5 H atau 21 April 627 M,

Gerhana tersebut berlangsung cukup lama, yakni pukul 10.32 dan berakhir pada 11.11 waktu setempat.

Meski lama, gerhana matahari sebagian ini sangat kecil dan tidak terlalu jelas terlihat, karena persentase kemiringannya hanya 2 persen saja.

Menurut Izzudin, dirinya tidak mendapatkan riwayat bahwa di tahun itu Nabi SAW melaksanakan shalat gerhana. Ada kemungkinan hal itu karena  fenomena gerhana yang terjadi saat itu tergolong kecil dan tidak terlalu jelas.

2. Gerhana matahari 3 Oktober 628 M

Masih pada periode Madinah, tepatnya Pada 3 Oktober 628 atau Senin 29 Jimadil Awal 6 H, kembali terjadi gerhana matahari.

Menurut perhitungan secara astronomi (Solar Eclipse Explorer-NASA), gerhana matahari sebagian itu terjadi pada pukul 06:18 (terbit) WMd, sementara gerhana maksimum terjadi pukul 06:28:02 WMd dan berakhir pada pukul 06:58:13 WMd. 

Dalam riwayat tidak tercatat Nabi SAW melaksanakan shalat gerhana pada masa itu. Barangkali karena gerhana ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sebab keadaannya saat itu matahari tertutup dan piringan hanya muncul 12 persen.

3. Gerhana matahari 27 Januari 632

Serupa dengan kejadian kemarin Kamis (27/12),  pada 29 Syawal 10 H atau Senin 27 H terjadi gerhana matahari cincin.

Kejadian tersebut bertepatan dengan putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad. Pada saat itu Ia masih berusia 16 tahun.

Orang-orang Arab pada masa itu percaya bahwa gerhana merupakan salah satu tanda kematian tokoh penting. Namun, Nabi SAW mengatakan, tidak adanya keterkaitan antara gerhana dan kematian putranya. Gerhana ini terjadi semata-mata bentuk wujud kekuasaan Allah SWT.

Pada saat itulah diriwayatkan Rasulullah SAW telah melakukan shalat sunnah gerhana matahari secara berjamaah

Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat." (HR Bukhari).

Dalam keterangan lain tercatat, gerhana yang terjadi saat itu tak hanya terjadi di daerah Arab saja, bahkan melewati wilayah Afrika, Arab Selatan, India, dan Asia Tengah.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur