SEBELUM hujan biasanya didahului oleh munculnya petir.
Fenomena petir adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT ada dalam surat Ar-Ra'd ayat 12-13,
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
Huwallazī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama'aw wa yunsyi`us-sahābas-siqāl
Artinya: Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. (Ar-Ra'd: 12).
الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
Wa yusabbihur-ra'du bihamdihī wal-malā`ikatu min khīfatih, wa yursilus-sawā'iqa fa yuṣību bihā may yasyā`u wa hum yujādiluna fillāh, wa huwa syadīdul mihāl
Arti: Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (Ar-Ra'd: 13).
Saat banjir dan hujan turun, kilat dan guntur yang membuat langit terang adalah fenomena pelepasan energi listrik di atmosfer. Selain fenomena cuaca, kilat dan listrik memproduksi lebih banyak energi listrik dibanding mesin pembangkit.
Cahaya yang dihasilkan satu kilat atau petir lebih baik daripada 10 juta bola lampu dengan kekuatan 100 watt. Menurut Harun Yahya, cahaya satu kilat atau petir lebih baik daripada saat seluruh rumah di Istanbul (ibukota Turki) menyalakan lampunya.
Allah SWT menyatakan kekuatan petir dalam surat An-Nur ayat 43,
يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
Yakādu sanā barqihī yaż-habu bil-absār
Arti: Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Biasanya cahaya kilat atau petir terlihat lebih dulu baru disusul suara guruh atau guntur yang cukup kencang. Hal ini diakibatkan kecepatan suara sebesar 340 meter per detik di udara lebih rendah daripada cahaya yang mencapai 299,73 kilometer per detik. Karena itu, cahaya lebih cepat mencapai bumi dibanding suara yang guruh atau guntur.
Al Qur'an membahas seputar kilat atau petir dan guruh atau guntur dalam surat Ar-Ra'd ayat 13.
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Wa yusabbiḥur-ra'du biḥamdihī wal-malā`ikatu min khīfatih
Arti: Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.
Begitu istimewanya kilat atau petir, hingga Allah SWT menjadikannya sarana untuk menunjukkan kuasa pada manusia. Tersambar petir atau kilat menunjukkan kecilnya daya manusia di depan kuasa Allah sWT, hingga ada saja korban akibat fenomena ini.
Dalam Al-Qur'an, tersambar kilat atau petir yang juga menjadi pengingat kematian tercantum dalam Al-Baqarah ayat 55-56.
Ayat ini menceritakan saat Nabi Musa AS menghadapi kaum Israel. Kaum tersebut menolak ajaran Nabi Musa AS kecuali jika mereka bisa melihat sendiri Allah SWT. Permintaan tersebut dijawab Allah SWT dengan menunjukkan fenomena tersambar petir atau kilat. Berikut ayatnya,
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Wa iż qultum yā mụsā lan nu`mina laka hattā narallāha jahratan fa akhażatkumus-sā'iqatu wa antum tanzurun
KOMENTAR ANDA