IRAN tengah berduka. Kematian Jenderal Qasem Soleimani akibat serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) meninggalkan duka mendalam bagi Iran.
Jenderal Iran Qassem Soleimani dilaporkan tewas dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.
Militer setempat mengungkapkan bahwa Bandara Baghdad diserang oleh serangkaian rudal, Jumat dinihari (3/1). Rudal tersebut menghantam konvoi Hashed al-Shaabi dan menewaskan delapan orang.
Salah satunya adalah Qassem Soleimani. Qassem Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi yang merupakan sebuah cabang elite militer di Iran.
Pimpinan Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei kemudian menyampaikan belasungkawanya. Ia juga menetap hari berkabung untuk Iran selama 3 hari.
Kedutaan Iran di Jakarta menyampaikan pesan duka Ali Khamenei, yang isinya juga menyisipkan ungkapan pembalasan dendam kepada pembunuh sang jenderal top Iran.
Bismillah
Panglima Besar Islam telah berada di surga. Jiwa martir yang saleh menyambut Qasem Soleimani.
Setelah bertahun-tahun upaya penuh pengabdian dan gagah berani di medan perang melawan iblis dan unsur-unsur jahat dunia dan keinginan untuk mati syahid selama bertahun-tahun di jalan Allah SWT, akhirnya Soleimani yang disayangi mencapai tujuan yang tinggi ini dan darahnya yang murni dicurahkan ke Bumi oleh orang-orang tak berperasaan.
Saya mengucapkan selamat atas kemartiran yang hebat ini kepada Hazrat Bakiyatollah (Imam Zamana A.S.), jiwa kami yang siap berkorban untuk-Nya dan untuk jiwa-Nya yang murni dan menyampaikan bela sungkawa kepada rakyat Iran.
Dia adalah salah satu model hebat dari mereka yang dilatih oleh agama Islam dan sekolah Imam Khomeini (R.A.), dia menghabiskan seluruh hidupnya berjihad di jalan Allah SWT. Kemartiran adalah hadiah dari usahanya yang tak berkesudahan selama bertahun-tahun. Kematiannya, dengan berkah dan bantuan Allah, upayanya tak akan berhenti dan berakhir.
Tapi balas dendam yang keras sedang menunggu para pelanggar, yang mengkontaminasi tangan mereka semalam dengan darahnya dan para martir lainnya.
Soleimani adalah wajah perlawanan internasional dan semua pecinta perlawanan adalah pembalas darahnya. Semua teman dan juga musuh harus tahu garis jihad dari perlawanan dengan motivasi berlipat ganda akan terus berlanjut. Dan kemenangan akhir sedang menunggu Mujahidin (usaha keras) dari jalan kebahagiaan ini.
Kehilangan komandan tercinta dan tersayang sulit bagi kami, tetapi kelanjutan dari upaya dan pencapaian kemenangan akhir akan membuat kehidupan pembunuh dan penjahat menjadi lebih pahit.
Rakyat Iran akan mengingat kenangan dan nama komandan martir agung Jenderal Qasem Soleimani dan para martir yang menyertainya, terutama mujahid besar Islam Abu Mehdi Almuhandas dan saya mengumumkan berkabung di publik selama tiga hari di negara itu. Dan menyampaikan permohonan dan belasungkawa kepada pasangan terhormat dan anak-anak yang disayangi serta kerabat-kerabat lainnya.
KOMENTAR ANDA