Chailan Syamsu Datuk Tumenggung, tokoh perempuan yang lantang menyuarakan hak pilih bagi perempuan pribumi/Ist
Chailan Syamsu Datuk Tumenggung, tokoh perempuan yang lantang menyuarakan hak pilih bagi perempuan pribumi/Ist
KOMENTAR

PERISTIWA Kongres Perempuan Pertama pada 1928, mungkin tidak banyak yang tahu jika tidak ada seorang perempuan yang hadir khusus untuk meliput acara tersebut.

Dialah  Chailan Syamsu Datuk Tumenggung, tokoh perempuan yang lantang menyuarakan hak pilih bagi perempuan pribumi dan penghapusan perkawinan anak.

Sekitar 600 perempuan hadir dalam kongres tersebut. Namun, tak ada istri pejabat dan wartawan Eropa yang hadir, padahal pers Indonesia terwakili dengan baik.

Chailan mengkritik panitia kongres yang tak mengundang organisasi perempuan di Jawa Barat. Ternyata, panitia tak tahu kalau di Jawa Barat sudah ada organisasi perempuan.

Chailan meliput atas perintah Pejabat Penasihat Urusan Pribumi CH O van der Plas. Van der Plas merupakan atasan suami Chailan yang bekerja sebagai pegawai pemerintah Hindia-Belanda.

Dalam tugas ini, Chailan diminta untuk membuat laporan rinci tentang penyelenggaraan dan pembahasan dalam kongres tersebut. Chailan mencatat ide-ide perempuan tentang perkawinan yang adil juga penghapusan perkawinan anak.

Chailan aktif dalam gerakan perempuan. Ia merupakan ketua Persatuan Isteri Pegawai Bumiputra (PIPB) dan Sarekat Kaum Ibu Sumatera (SKIS).

Chailan lahir di Bukittinggi, 6 April 1905. Setelah menikah dengan Lanjumin Datuk Tumenggug, ia tinggal di Batavia. Keaktifannya dalam gerakan makin menjadi setelah pindah ke kota ini.

Ketika gerakan perempuan Indonesia belum memperjuangkan hak pilih, Chailan memilih bergabung dengan Asosiasi Hak Pilih Perempuan (Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht, VVV). Lantaran cukup aktif, ia dipercaya duduk sebagai anggota dewan VVV cabang Batavia.




Dari Bisnis hingga Politik, Jejak Karier Futri Zulya Savitri yang Inspiratif

Sebelumnya

Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women