HUBUNGAN Indonesia dan China sedang memanas soal Natuna.
Klaim kedua negara mengaku memiliki hak atas wilayah tersebut.
Banyak pihak yang memberikan pandangan. Sejarah tentang batas-batas perairan pun dibentangkan. Namun, pemerintah China dan Indonesia sama-sama tetap bersikukuh.
Para petinggi negeri merasa pemerintah China telah mengganggu kedaulatan Indonesia. Bahkan banyak yang menyarankan Indonesia harus terus bertempur dalam diplomasi untuk mendapatkan haknya.
Namun, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyarankan agar kasus tersebut tidak dibesar-besarkan. Apalagi saat ini hubungan kerjasama Indonesia dan China sedang baik dalam ekonomi.
Menurut Luhut, kejadian ini menjadi bahan introspeksi pemerintah karena kurang menempatkan kapal penjaga di Natuna. Luhut menegaskan pemerintah pun sedang melakukan peningkatan mutu pada Badan Keamanan Laut.
Pernyataan itu mendapatkan tanggapan dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Susi sebelumnya dikenal tegas terhadap kapal-kapal asing yang mencuri ikan di laut RI
Melalui akun twitternya saat membalas link berita pernyataan Luhut, Susi meminta agar persahabatan antar negara, menjaga investor, hingga menindaklanjuti pencuri sumberdaya ikan, harus dibedakan.
"Kita jaga persahabatan antarbangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik dan benar," cuit Susi pada Minggu (5/1).
Susi menilai menjaga hubungan baik antarnegara bukan berarti harus mengalah. Menjaga hubungan baik tercipta dengan saling menghormati.
"Hubungan baik antarnegara adalah karena dalung (saling) menghormati," tambahnya.
KOMENTAR ANDA