Bupati Bogor Ade Yasin saat terjun langsung meninjau korban lonsor di Desa Pasir Madang, Bogor/ Ist
Bupati Bogor Ade Yasin saat terjun langsung meninjau korban lonsor di Desa Pasir Madang, Bogor/ Ist
KOMENTAR

BENCANA longsor pada awal tahun 2020 pekan lalu, telah menerjang 5 desa di  Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Para korban bencana longsor di lima desa ini minim mendapat bantuan karena akses jalan yang tertutup.

Pemerintah Kabupaten Bogor mencoba menapaki jalur terjal berlumpur menuju desa-desa terkena longsor di Kecamatan Sukajaya ini, Minggu (5/1). Salah satunya adalah Desa Pasir Madang.

Di antara jalanan setapak yang naik turun, berlumpur, dan sangat licin, nampak sosok cantik yang begitu pantang menyerah walau akses jalan sangat sulit.

Bupati Bogor Ade Yasin tetap semangat  merasakan akses jalan setapak naik turun bukit bersama Dandim 0621 dan juga Kapolres Bogor. Sempat terperosok ke dalam lumpur dan sulit untuk menarik kakinya, wanita 51 tahun ini tak putus asa.

Ia juga harus menapaki lereng yang terjal yang licin, satu-satunya akses jalan yang bisa dilewati pasca longsor.

Dia mengatakan bahwa karena medan berat inilah yang membuat petugas kesulitan untuk mengidentifikasi korban bencana longsor di Desa Pasir Madang.

Bantuan-bantuan yang banyak berdatangan dari para sukarelawan juga sulit disalurkan ke desa ini.

Tidak hanya itu, sejak kejadian longsor di beberapa titik pada awal tahun baru, desa ini juga sama sekali tak lagi dialiri aliran listrik bahkan jaringan telepon seluler.

"Ini masih belum terdeteksi semua, karena medannya yang berat. Sehingga sulit untuk pengidentifikasian apakah ini berbahaya atau tidak. Tapi alhamdulillah korban sudah diungsikan ke rumah-rumah penduduk, aula-aula, dan mushola," kata Ade Yasin.

Kelima desa yang terisolir itu adalah  Desa Pasir Madang, Desa Cileuksa, Desa Cisarua, Kiara Pandak, dan Kiara Sari.

Karena akses menuju 5 desa tersebut belum bisa dilalui kendaraan, petugas terpaksa melakukan pengiriman bantuan dengan berjalan kaki, menaiki bukit dan jalan berlumpur.

"Penanganan, kita semaksimal mungkin, melakukan penanganan secara manual. Tadi kita lihat, bawa bahan makanan dengan berjalan kaki, artinya semuanya dilakukan dengan berjalan kaki, naik-naik ke tebingan," papar Ade Yasin.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News