Kimia Alizadeh/Net
Kimia Alizadeh/Net
KOMENTAR

KIMIA Alizadeh, atlet ternama yang dimiliki Iran, satu-satunya perempuan, memberontak. Ia memutuskan meninggalkan negeri Iran karena tidak ingin menjadi bagian dari kebohongan dan kemunafikan.

Alizadeh menulis dalam akun media sosial tentang alasan mengapa dia memutuskan meninggalkan Iran. “Aku tak mau jadi bagian kemunafikan, kebohongan, ketidakadilan, dan sanjungan berlebihan,” kata Kimia, Senin(13/1).

Pembelotan Alizadeh menjadi pukulan bagi rezim Iran ketika gelombang demonstrasi berlangsung di Iran, setelah terungkap negeri mullah ini menembak jatuh sebuah pesawat komersial maskapai Ukraina saat berkonfrontasi dengan Amerika Serikat.

Politisi Iran, Abdolkarim Hosseinzadeh, menuduh pejabat-pejabat tidak becus yang membiarkan sumber daya manusia kabur.

Alizadeh menyebut dirinya sebagai satu dari jutaan perempuan yang tertindas di Iran. Saat ini Alizadeh tengah berlatih di Belanda.

Alizadeh menorehkan sejarah bagi Iran dengan meraih medali perunggu pada Olimpiade Rio, 2016 lalu. Namun, sebagaimana dia tuturkan pada media sosial, aparat di Iran menggunakan kesuksesannya sebagai alat propaganda.

Menurut Alizadeh, para pejabat Iran mempermalukannya dengan komentar-komentar “Tidak baik bagi perempuan untuk merentangkan kakinya,” kutip BBC News.

“Saya memakai apa pun yang mereka perintahkan dan mengulangi apa pun yang mereka perintahkan. Setiap kalimat yang mereka perintahkan, saya ulangi. Tiada satupun dari kami yang berarti buat mereka, kami hanyalah alat,” keluhnya.

Alizadeh membantah dia telah diundang ke Eropa atau diberikan tawaran yang menggiurkan. Pun dia tidak mengonfirmasi ke negara mana dia pergi.




Dari Bisnis hingga Politik, Jejak Karier Futri Zulya Savitri yang Inspiratif

Sebelumnya

Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women