Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

YOU are what you eat. Frasa itu bukan omong kosong belaka. Pilihan makanan yang kita konsumsi sehari-hari akan menentukan bagaimana kondisi kesehatan kita di masa depan.

Studi terbaru menunjukkan bahwa orang-orang yang terlalu banyak makan makanan yang diolah berkali-kali memiliki potensi untuk terserang diabetes yang lebih besar jika dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Pasalnya, makanan yang melalui proses olahan berkali-kali seringkali memiliki kadar tinggi gula dan lemak. Karena itulah, mengkonsumsi makanan jenis ini telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peningkatan kolesterol, obesitas dan kanker tertentu.

Studi terbaru menemukan bukti baru yang menghubungkan makanan olahan dengan diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini adalah yang umum terjadi pada masyarakat dan kerap dikaitkan dengan masalah kelebihan berat badan.

Para peneliti dari Universite Paris 13 di Perancis menemukan bahwa mereka yang terlibat dalam studi itu dan makan makanan yang paling banyak diproses menunjukkan potensi 166 dari setiap 100.000 diabetes yang dikembangkan. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang makan makanan yang sedikit diproses, yakni risikonya adalah 116 dari setiap 100.000 orang.

"Kami menyarankan orang untuk membatasi konsumsi makanan ultra-olahan dan hak istimewa makanan yang tidak diolah atau minimal diproses. Tentu saja selain diet sehat bergizi rendah garam, gula, lemak dan kepadatan energi dan perilaku gaya hidup sehat," kata penulis studi utama Bernard Srour dan penulis senior Mathilde Touvier dari Universite Paris 13 di Prancis, seperti dimuat Reuters beberapa waktu lalu.

Secara khusus, para peneliti menyebut bahwa orang yang ingin menurunkan risiko diabetes harus membatasi asupan daging merah dan olahan serta minuman soda dan minuman manis lainnya.

Selain itu, mereka juga yang ingin menurunkan risiko diabetes juga harus makan banyak yogurt, sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan untuk membantu mengurangi risiko diabetes mereka.

Untuk studi tersebut, para peneliti memeriksa data lebih dari 104.000 orang dewasa tanpa diabetes. Para partisipan berusia rata-rata 43 tahun pada awal studi. Para peneliti melakukan studi dengan cara memantau pola makan dan kesehatan mereka selama setidaknya enam tahun.

Secara keseluruhan, sekitar 17 persen dari mereka cenderung sering makan makanan yang diolah berkali-kali. Mereka cenderung makan lebih banyak kalori secara keseluruhan, memiliki diet dengan kualitas lebih rendah dan lebih cenderung menjadi gemuk serta tidak aktif.

Selama masa studi, 821 orang didiagnosis menderita diabetes.




Apa Urgensi Vitamin D3 untuk Kesehatan Kita?

Sebelumnya

Dampak Buruk Terlalu Lama Menatap Layar TV dan Gawai Bagi Kesehatan Mata

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health