GELARAN MUFFEST Indonesia 2020 yang berlangsung mulai 20-23 Februari 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, tidak hanya mempersembahkan berbagai rancangan fashion muslim dari berbagai desainer handal. Festival yang digawangi oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini juga ikut memperhatikan kemajuan produsen dari Usaha Kecil Menengah (UKM).
Didukung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Koperasi dan UKM, MUFFEST berupaya ikut andil membesarkan UKM Indonesia. Karena berdasarkan fakta yang diungkap Global Islamic Economy Indicator Score, Indonesia masih berada di peringkat 10 produsen fashion.
"Total spending Indonesia mencapai 10 persen (sekitar 214 US Dollar). Indonesia berada di peringkat dua konsumen terbesar dalam industri kosmetik (3,9 miliar US Dollar), juga peringkat ketiga pengeluaran tertinggi untuk busana muslim," ungkap staff Direktorat Timur Tengah Kemenlu, Siwajiraja, saat konferensi pers KUKM di gelaran MUFFEST 2020, JCC, Kamis (20/2).
Ini artinya, lanjut pria yang akrab disapa Raja, Indonesia belum mampu menjadi produsen. Padahal Presiden Jokowi berharap industri halal mampu menjadi motor penggerak ekonomi sebagai ladang kreatifitas dan produktivitas bagi UKM.
Karenanya, untuk menjadikan UKM sebagai motor penggerak, Kementerian KUKM memiliki enam target pemicu. yaitu perluasan akses pasar, peningkatan daya saing, pengembangan kewirausahaan, akselerasi pembiayaan dan investasi, kemudahan dan kesempatan berusaha, serta koordinasi lintas sektor.
"Kami memiliki tujuan mengembangkan produk halal UKM yang berkualitas global. Makanya kami sekarang ini gencar membuat event-event besar untuk perdagangan dan investasi. Dan di akhir tahun ini akan diselenggarakan Halal Industry Summit 2020," kata perwakilan Kementerian KUKM Destrianasari, di JCC, Kamis (20/2).
Gelaran tersebut akan diawali dengan Indonesian Islamic Festival, road to Halal Industry Festival and Summit, yang akan menyasar pada desainer-desainer muda yang memiliki inovasi-inovasi baru dan segar.
"Satu tips yang harus diingat oleh kalian yang mau berusaha adalah sebelum membuat produk harus terlebih dulu melihat pasar yang dituju (research and development). Coba cari lewat google, tren mana yang belum banyak diproduksi sehingga kita bisa mengeluarkan sesuatu yang baru dan mendapat perhatian dari banyak pembeli," saran Destriana.
KOMENTAR ANDA