Sebagian dari puluhan karya disainer muda yang tampil cemerlang dalam pagelaran muslim fashion festival 2020/ Foto : Agung Hadiawan
Sebagian dari puluhan karya disainer muda yang tampil cemerlang dalam pagelaran muslim fashion festival 2020/ Foto : Agung Hadiawan
KOMENTAR

MUSLIM Fashion Festival (MUFFEST) 2020 kali ini menjadi tantangan besar bagi para desainer-desainer muda untuk menciptakan rancangan-rancangan baru dalam style fashion mereka. Bagaimana tidak, para young desainer ini hanya diberikan waktu rata-rata 10 hari membuat karya baru dari material dan motif yang tidak biasa dipakai.

Sebut saja Chaera Lee dan Najwa Yanti yang mendapatkan material baru, yang belum pernah digunakan pada rancangan-rancangan sebelumnya. Mereka mendapat material dari Lucky Textil, berupa bahan katun yang dapat diprint.

"Dalam gelaran MUFFEST kali ini saya membuat tema haliyu, yaitu Korean wave yang diaplikasikan lewat hanbok. Tapi hanbok yang ini modern yang dibentuk lewat material katun dengan warna polos tapi bright. Ini kali pertama saya membuat yang seperti ini dan tentunya akan berbeda dari koleksi-koleksi sebelumnya yang lebih mengutamakan warna-warna pastel dan lembut," kata Chaera Lee saat konferensi pers Young Desainer di gelaran MUFFEST 2020, JCC Senayan, Kamis (20/2).

"Sama dengan Chaera, saya juga mendapat material dari Lucky. Namun saya mendapat tantangan untuk membuat 30 pice koleksi untuk show tunggal di akhir acara MUFFEST dan show hari ini. Dan yang akan mengejutkan, saya akan mengolaborasikan Najwa syar'i dengan koleksi casual," aku Najwa Yanti, di kesempatan yang sama.

Sedangkan untuk desainer muda lainnya, ada yang berkolaborasi dengan Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (Kemenperin), yaitu Neera Alatas yang mengambil tema Under The Sea. Maknanya, daya tarik bawah laut yang terinspirasi dari berbagai macam biota laut. Seperti terumbu karang, anemone laut, dengan detil yang diambil adalah warna dari coral reff: cream, dusty pink, dan hijau.

Untuk bahan yang digunakan adalah viscose, brokat, dan tulle dengan detil bebatuan payet, mutiara, dan swarovski. Siluetnya A-line dan flowing agar tetap terlihat anggun serta romantis.

Hooriya Syar'i mengusung maha karya Re-Identity Series. Menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan perempuan yang terkenal dengan kecantikan dan kesohorannya. Hooriya mempersembahkan kolaborasi sejarah tokoh pewayangan perempuan dengan identitas muslimah modern.

Ina Priyono hadir dengan koleksi ready to wear deluxe bertemakan The Guard Limit 2.0 dengan kategori ethnic modest wear. Memakai kain katun Yarn Dyed sebagai bahan utama dan mengaplikasikannya lewat inspirasi taman cantik yang tertutup pagar tinggi. Tercetus pemikiran bahwa keindahan itu ada batasannya dan untuk mengingatkan bahwa kesempurnaan milik Allah.

 




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga