KABAR gembira di tengah wabah virus Corona. China mengklaim telah menemukan obat paten pengobatan virus tersebut. Terbukti, rumah sakit darurat pertama yang menangani serbuan pasien virus Corona di Wuhan, sudah ditutup karena seluruh pasien dinyatakan telah sembuh.
Kini Institut Biologi Wuhan, China sedang mengajukan permohonan penggunaan obat antivirus yang dikenal dengan Remdesivir, setelah sebelumnya berhasil memproduksi Chloroquine. Bahkan pengajuan hak paten atas obat tersebut sudah dilakukan sejak 21 Januari kemarin.
Lalu, apa itu Remdesivir?
Remdesivir dengan kode pengembangan GS-5734 adalah obat antivirus, sebuah produk analog nukleotida baru, yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences sebagai pengobatan untuk infeksi penyakit virus Ebola dan virus Marburg, meskipun ditemukan juga aktivitas antivirus yang wajar terhadap virus yang terkait seperti virus pernapasan, respirasi, virus junin, virus demam lassa dan virus kor-MERS.
Remdesivir disebut-sebut mengurangi keparahan penyakit, replikasi virus, dan kerusakan paru-paru ketika diberikan baik sebelum atau setelah hewan (bahan ujicoba) terinfeksi MERS-Cov. Data juga menunjukkan, Remdesivir adalah pengobatan antivirus yang menjanjikan terhadap MERS yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam uji klinis.
Hasil penelitian ini juga berlaku untuk antivirus COVID-19. MERas-CoV memiliki hubungan erat dengan novel COVID-19 yang menyebabkan wabah di seluruh dunia sejak kasusnya dilaporkan pertama kali di Wuhan, China, Desember tahun lalu. Namun kali ini China menggabungkan remdesivir dengan Chloroquine.
Chloroquine sendiri adalah obat anti malaria yang dikenal sejak 80 tahun lalu. Tiongkok sudah mampu memproduksinya, sehingga hanya membutuhkan hak paten penggunaan remdesivir yang saat ini dalam tahap uji klinis terhadap pasien yang menderita infeksi virus korona di Tiongkok.
Kepala Staf Medis Gilead Merdad Parsey mengatakan, saat ini ada dua pasien dengan gejala infeksi virus Corona yang parah dirawat dengan remdesivir. Gilead mengirimkan obat tersebut dalam dosis yang cukup untuk merawat 500 pasien. Pasokan akan ditambah jika terbukti berhasil.
KOMENTAR ANDA