Eleonore Laloux/Reuters
Eleonore Laloux/Reuters
KOMENTAR

SETIAP orang terlahir ke bumi dengan kondisi yang berbeda-beda. Karena itulah, ketika terdapat ketidaksempurnaan, harusnya tidak menjadi halangan untuk tetap hidup dan berkarya serta memberikan manfaat positif bagi orang lain.

Setidaknya pelajaran itu yang bisa kita ambil dari seorang wanita berusia 34 tahun asal Perancis bernama Eleonore Laloux. Sepanjang hidupnya, dia berjuang untuk bisa diperlakukan sama dengan orang lain yang normal pada umumnya.

Laloux sendiri lahir dengan kondisi Down Syndrom, atau kelainan genetik yang menyebabkan penampilan wajah yang khas, cacat intelektual, keterlambatan perkembangan, dan dapat terkait dengan tiroid atau penyakit jantung.

Meski begitu, orangtua Laloux menolak untuk memperlakukan putri mereka secara "spesial" sejak kecil. Orangtuanya memasukkan Laloux ke sekolah umum, dan bukan ke sekolah untuk mereka yang berkebutuhan khusus. Hal itu dilakukan agar putri mereka bisa memiliki kepercayaan diri yang baik yang nantinya akan membantunya mengatasi pengganggu.

Bak doa yang diijabah, niat mulia kedua orangtuanya tampak berhasil terealisasi. Laloux tumbuh dengan kepercayaan diri yang baik dan berhasil berdamai dengan kondisinya.

Bukan hanya itu, di tengah keterbatasan yang dimilikinya, Laloux bahkan tetap berusaha memberikan manfaat bagi orang lain dengan mendirikan "Friends of Eleonore", yakni sebuah asosiasi yang menantang stigma sosial yang dihadapi penderita Down Syndrome.

Dia juga menulis sebuah buku berjudul "Down Syndrome, So What?".

Kini, dia berupaya untuk mengembangkan diri dengan terjun ke dunia politik. Dia maju sebagai salah satu calon anggota dewan lokal dalam pemilihan kota bulan ini. Dia maju di kampung halamannya, Arras, sebuah kota berpenduduk 40 ribu orang yang relatif makmur di timur laut Perancis.

Dalam upayanya tersebut, dia telah menyusun sederet daftar prioritas untuk programnya di Arras.

Berbekal senyum lebar dan tekad yang kuat, Laloux mencari dukungan di Arras demi melancarkan ambisinya untuk kota yang lebih bersih dan meningkatkan akses bagi para penyandang cacat serta masyarakat yang lebih adil.

"Saya sudah berjuang keras untuk hidup dengan Down Syndrome. Itu tidak mengganggu saya lagi," kata Laloux.

"Sekarang saya berjuang untuk inklusi. Orang cacat memiliki tempat mereka dalam masyarakat," tegasnya, seperti dimuat Reuters (Selasa, 3/3).

Jika berhasil terpilih, dia mendorong akses orang cacat dan berkebutuhan khusus ke alat-alat seperti alat bantu audio dan brail untuk membantu orang yang sulit mendengar dan melihat jalan lintas, bus listrik dengan landai kursi roda, dan taman khusus untuk anjing.

"Ada banyak ide di kepala saya. Saya mengerjakannya setiap pagi, setiap hari," ujarnya.

Putaran pertama pemilihan Dewan Kota sendiri akan dilakukan pada 15 Maret mendatang.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women