SETIAP orangtua memiliki ritual dan gaya parenting tersendiri yang diterapkan pada anak-anak mereka. Tidak terkecuali Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud), Nadiem Makarim.
Dalam podcast dengan Deddy Corbuzier yang juga diunggah ke akun YouTube-nya akhir pekan lalu (7/3), Nadiem mengungkapkan bahwa di tengah jadwalnya yang padat sebagai Mendikbud, dia masih mempertahankan "ritual" untuk menemani anak menjelang tidur malam.
Menurut Nadiem, ritual bersama anak itu adalah hal yang sangat penting, terlebih di masa emas pertumbuhan anak.
"Di tengah rutinitas, yang membuat saya tenang adalah main bersama anak. Maka dari itu, saya mencoba disiplin setiap hari untuk main dulu bersama anak," ujar Nadiem.
"Anak kan tidurnya sekitar jam 8 (malam). Jadi saya pulang setiap jam 6.30 atau 7.00. Menidurkan anak, setelah itu kerja lagi bisa di rumah atau meeting (di luar rumah)," sambungnya.
Menurutnya, waktu bersama anak semacam itu sangat penting, karena bagi Nadiem, tugas utamanya adalah keluarga.
"Tanpa itu (mengurus keluarga) bagaimana saya mau bantuin anak-anak seluruh negara, tapi anak sendiri tidak diurus," ujarnya.
Pernyataan Nadiem diamini oleh Deddy. Dia bahkan mengaku memiliki "ritual" senada dengan Nadiem.
"Itu juga salah satu gaya disiplin gue yang harus antar anak ke sekolah. Karena itu adalah momen untuk bisa ngobrol," ungkap Deddy.
"Sesibuk apapun, harus (antar anak sekolah). Jadi kadang-kadang harus bangun pagi untuk antar anak sekolah. Tapi I keep it that way," lanjut Deddy.
Sementara itu, menurut Nadiem, kebiasaan atau ritual semacam itu memberikan dampak positif bagi sang buah hati.
"Ritual itulah yang menciptakan anak itu suatu perasaan aman," kata Nadiem
"Jadi anak itu bisa belajar lebih banyak. Lebih percaya diri, lebih merasa disayang," tambahnya.
Menurut Nadiem, banyak orangtua yang kerap abai dengan hal tersebut. Padahal, ada satu elemen dalam parenting yang penting untuk ditekankan, yakni psychology safety.
"Banyak orang-orang sukses yang juga sukses menjadi ayah atau ibu yang baik. Tapi, banyak juga yang menggunakan justifikasi karirnya untuk tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya tanggungjawab dia," ujarnya.
"Jadi saya bersikap sangat keras soal hal ini. Menurut saya, semua ayah itu wajib berpartisipasi dalam membesarkan anak," tegas mantan bos Gojek ini.
Terlebih, sambungnya, jika porsi waktu bersama anak ditambah dengan ritual lain, semisal membacakan buku, cerita atau dongeng untuk anak. Menurutnya, hal itu akan memberikan dampak yang luar biasa kepada anak, karena dia akan merasa memiliki dua orangtua yang peduli kepada dia.
"Dan itu dampaknya akan jauh lebih tinggi daripada peningkatan, mungkin, karirnya tambah tinggi atau pendapatan, terutama untuk mereka kelas menengah ke atas," jelasnya.
"Waktu jauh lebih penting daripada membelikan mainan atau barang-barang. Waktu tidak bisa diganti dengan hal yang lain," tambahnya.
Dia menekankan bahwa waktu bersama anak akan berdampak pada bagaimana sang anak menjalani hidup.
"(Hal itu) akan mengubah attitude, cara mereka memandang orang lain, cara mereka melihat tantangan hidup, mereka lebih kuat," demikian Nadiem.
KOMENTAR ANDA