MENURUT aktivis pro demokrasi, Addhie M. Massardi, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Yudian Wahyudi tidak melakukan blunder. Agama musuh Pancasila adalah rumusan besarnya BPIP sebagai lembaga yang berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
"Dia orang berpendidikan, tentu tidak akan bodoh atau ceroboh dalam berbicara. Jadi itu bukan blunder," kata Adhie M. Massardi kepada KATTA, Kamis (13/2/2020).
Taat Azas
Terlebih menurut Adhie, pernyataan itu disampaikan dalam wawancara dengan salah satu media di mana Yudian sudah tentu mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk bahan-bahan terkait isu yang dibahas. Yudian juga tahu apa yang disampaikannya akan dipublikasikan.
Adhie yang juga Jurubicara Presiden era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menilai, Yudian juga tidak sedang membuat drama untuk menutupi kasus dugaan mega korupsi Jiwasraya dan Asabri, atau persoalan-persoalan besar lainnya yang secara langsung menghujam jantung kekuasaan.
"Skandal korupsi Jiwasraya misalnya, itu tidak bisa ditutupi. Kasusnya akan tetap jadi sorotan karena akan terus berproses. Secara politik terus berproses di DPR dan secara hukum terus bergulir di Kejaksaan Agung. Ekonomi juga terus berproses" ucapnya.
Taat Azas
Adhie meyakini "Sebagai orang baru di lingkaran presiden dia pasti taat azas. Dan sebelum diangkat menjadi kepala BPIP sudah pasti dia bertukar pikiran soal gagasan tentang Pancasila dengan presiden. Jadi memang pernyataan dia bahwa agama musuh terbesar Pancasila sangat serius dan bukan hal sepele". Karena serius, ketua umum Perkumpulan Swing Voters ini khawatir tatanan kehidupan keagamaaan kita berubah setelah Yudian melontarkan pernyataan tersebut. Sebab, BPIP yang dipimpin Yudian memiliki tugas maha penting dan strategis.
Merujuk Perpres 7/2018, BPIP adalah lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan. Juga melaksanakan penyusunan standarisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya.
Rahasia Negara
Saya mengenal Mas Adhie sejak beliau berperan sebagai jurubicara Presiden Gus Dur meski mas Adhie tidak banyak berbicara akibat Gus Dur lebih banyak bicara sendiri ketimbang jubirnya. Dari tulisan-tulisan kolom Adhie Massardi, saya menyimpulkan bahwa saudara kandung Norca dan Yudistira Massardi ini memiliki kesaktian mengungkap pemikiran secara jernih tetapi atau justru tajam. Menurut saya, beliau tergolong kritikus sosio-politik di gugus terdepan Indonesia jaman now.
Namun di sisi lain sebagai warga Indonesia, saya wajib ikut melindungi rahasia negara. Maka sebelum gegabah menuduh Mas Adhie membocorkan rahasia negara, adalah lebih bijak terlebih dahulu secara lebih cermat saya menelaah undang-undang tentang perlindungan rahasia negara. Telaah hukum secara lebih seksama itu mutlak penting agar saya dapat bersikap lebih arif dalam menyimpulkan apakah Adhie M. Massardie melakukan pembocoran rahasia negara atau tidak.
Penulis adalah warga Indonesia yang wajib ikut melindungi rahasia negara
KOMENTAR ANDA