ITALIA berusaha secepat mungkin untuk menangani penularan virus corona yang masif di negara tersebut. Selain melakukan penguncian nasional atau lockdown, hal lain yang juga dilakukan adalah dengan mengerahkan sekitar 10 ribu mahasiswa kedokteran yang lulus tahun ini untuk terjun langsung melayani pasien virus bernama resmi Covid-19 itu.
Pemerintah Italia segera membatalkan ujian akhir para mahasiswa kedokteran tersebut dan mengerahkan mereka untuk terjun langsung ke rumah sakit dan membantu menangani pasien.
Bukan tanpa alasan, pasalnya, menurut Badan Perlindungan Sipil Italia, korban tewas akibat virus corona di Italia per hari Rabu (18/3) telah meningkat menjadi 2.503 orang.
Sementara jumlah total kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi meningkat menjadi 31.506 dari sebelumnya 27.980 orang. Ini adalah jumlah infeksi terbesar di luar China.
Virus corona yang menyebar dengan cepat di Italia menyebabkan krisis penanganan medis di negara tersebut.
"(Kawasan) Lombardy (di Italia) berada di titik kehancuran. Semua tempat perawatan intensif dan respirator sedang digunakan," kata Kepala Partai Liga yang memerintah wilayah tersebut, Matteo Salvini.
Perkembangan yang berpotensi berbahaya adalah meningkatnya kasus di provinsi Milan, yang naik 343 kasus infeksi dalam 24 jam terakhir menjadi 2.326 kasus.
Sementara itu, Menteri Universitas dan Penelitian Italia, Gaetano Manfredi, mengatakan bahwa pemerintah akan membiarkan lulusan kedokteran tahun ini mulai bekerja sekitar delapan atau sembilan bulan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Pemerintah juga akan mengesampingkan ujian wajib yang biasanya mereka perlu lakukan sebelum kualifikasi.
"Ini berarti segera melepaskan ke dalam Sistem Kesehatan Nasional energi sekitar 10.000 dokter, yang merupakan dasar untuk mengatasi kekurangan yang diderita negara kita," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Channel News Asia.
Lulusan tersebut akan dikirim untuk bekerja di klinik dokter umum dan di rumah orang lanjut usia untuk menangani pasien virus corona.
Menurut kepala unit perawatan intensif di rumah sakit Policlinico Milan, Giacomo Grasselli. Selama tiga pekan terakhir ada 1.135 orang yang membutuhkan perawatan intensif di Lombardy, wilayah paling utara yang paling terpukul di Italia. Padahal, wilayah ini hanya memiliki 800 tempat perawatan intensif.
KOMENTAR ANDA