Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BAK dua sisi mata uang, virus corona atau Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global justru membawa dampak positif bagi bumi. Seakan menjadi momen bagi bumi untuk "bernapas".

Betapa tidak, kebijakan sejumlah negara untuk melakukan lockdown, pembatasan perjalanan, menyerukan social distancing atau jarak sosial dan self-quarantine atau karantina diri menyebabkan banyak orang memilih untuk menjaga diri di dalam rumah.

Hal itu berimbas pada tingkat polusi udara dan gas di beberapa wilayah yang menunjukkan penurunan secara signifikan.

Para peneliti di Universitas Columbia mengatakan kepada media BBC, hasil awal penelitian mereka menunjukkan bahwa karbon monoksida terutama dari mobil telah berkurang hampir 50 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Sedangkan emisi gas CO2 di bumi juga merosot tajam. Di New York saja, tercatat ada penurunan antara 5 hingga 10 persen emisi gas CO2.

Para ilmuwan mengatakan bahwa pada bulan Mei, ketika emisi CO2 mencapai puncaknya berkat dekomposisi daun, level yang tercatat mungkin yang terendah sejak krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.

Sementara itu, analisis yang dilakukan untuk situs web iklim, Carbon Brief, mengemukakan ada penurunan 25 persen dalam penggunaan energi dan emisi di China selama periode dua minggu belakangan.

Baik China dan Italia Utara juga telah mencatat penurunan signifikan dalam nitrogen dioksida, yang terkait dengan pengurangan perjalanan mobil dan aktivitas industri. Gas ini merupakan pencemar udara yang serius dan bahan kimia pemanasan yang kuat.

"Saya memprediksi kita akan memiliki peningkatan terkecil pada Mei hingga Mei puncak CO2 yang kita miliki di belahan bumi utara sejak 2009, atau bahkan sebelumnya," kata salah seorang peneliti dari Universitas Columbia,  Prof Roisin Commane yang melakukan pekerjaan pemantauan udara New York .

Pandangan serupa juga dikeluarkan oleh peneliti lain yang percaya bahwa efek pandemi virus corona akan berdampak pada tingkat CO2 sepanjang tahun ini.

"Itu akan tergantung pada berapa lama pandemi berlangsung, dan seberapa luas perlambatan dalam perekonomian khususnya di Amerika Serikat. Tetapi kemungkinan besar saya pikir kita akan melihat sesuatu dalam emisi global tahun ini," kata peneliti dari Universitas East Anglia Prof Corinne Le Quere.

"Jika itu berlangsung tiga atau empat bulan lagi, tentu kita bisa melihat pengurangan," tambahnya, seperti dimuat BBC.




Peringatan Hari Ibu ke-96: Memperkuat Peran Perempuan untuk Menjadi Fondasi Kokoh Indonesia yang Lebih Maju, Inklusif, dan Berdaya Saing

Sebelumnya

Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News